Judul
|
:
|
When The Lovers Coming
|
Author
|
:
|
Indah Mulya Wahyuningrum
(Dhelind)
|
Main Cast
|
:
|
1.
Cho Kyuhyun
2.
Shin Hyun Young ( OC.)
|
Support Cast
|
1.
Kang Hyojin
2.
Cho Ahra
3.
Choi Siwon
4.
Shin Saera (OC)
5.
Kim Hyeri (OC)
6.
Shin Hae Young
(Hyun Young appa)
7.
Shin/ Min
Hyunjin (Hyun Young eomma)
8.
Cho Young Hwan
(Kyuhyun appa)
9.
Cho/ Kim Hana
(Kyuhyun eomma
10.
Other
|
|
Genre
|
:
|
Romance
|
Rating
|
:
|
PG-17
|
Author Notes
|
:
|
Cerita ini hanya sebuah fanfic, semua cast adalah
milik Tuhan dan diri mereka masing-masing.
Apabila ada persamaan cerita dan alur atau apapun
itu, percayalah author tidak ada unsur kesengajaan apapun.
Cerita ini murni dari pemikiran author yang terlalu
menyukai pria evil bernama Cho Kyuhyun.
DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE
TANPA SEIJIN SAYA
|
Summary:
Cinta, suatu hal yang bisa membawa
kebahagiaan yang membuat seseorang mampu bertahan menghadapi segala masalah
yang datang. Akan tetapi jika cinta yang datang padamu membawa kepedihan,
akankah kau akan tetap bertahan?
PART 1
“Andwae eomma, naega shireo!” jerit seorang gadis di hadapan seorang
perempuan cantik berumur 42 tahun yang merupakan ibundanya. Gadis itu melipat
kedua tangannya di depan dada. Merasa kesal dengan apa yang baru saja
diutarakan oleh sang ibu. ‘Perjodohan’ Shin Hyun Young -gadis tersebut-
mendengus pelan ketika sang ibu mengatakan bahwa dia telah dijodohkan dengan
putra rekan bisnis sang ayah. Yang benar saja, di zaman yang serba modern
seperti ini masih ada hal semacam itu.
“Young-ah, cobalah untuk bertemu dengannya dulu eo?” bujuk sang eomma agar Hyun Young bersedia menerima perjodohan
yang dilakukan.
“Shireo eomma,
aku masih muda. Dan aku masih cukup mampu untuk mencari pasangan untuk hidupku.”
Hyun Young menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di ruang keluarga tersebut.
Ia merasa sangat kesal, karena tadi ibunya menelpon dan menyuruhnya untuk
segera pulang karena ada masalah penting yang harus dibicarakan. Jika dia tau
‘masalah penting’ yang dimaksud oleh ibunya adalah masalah perjodohan, tentu ia
akan lebih memilih untuk tetap berada di kampus bersama dengan teman-teman
kuliahnya.
“Eomma tidak mau tau, pokoknya nanti malam kau harus ikut eomma dan appa makan malam bersama rekan bisnis appa.” Ny. Shin, eomma Hyun Young, jadi ikut-ikutan kesal karena sikap keras kepala
Hyun Young. Setelah itu, beliau berlalu pergi dari hadapan Hyun Young, berjalan
menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya yang ada di lantai dua kediaman
mereka.Saat di tengah-tengah tangga, beliau berhenti dan menoleh ke arah Hyun
Young yang masih tetap pada posisi semula, duduk di sofa ruang keluarga.
“Jam 7 malam nanti kau harus
sudah siap, dan jangan coba-coba untuk kabur. Jika appamu marah, eomma tidak akan membelamu lagi!” ancam
sang ibu, setelah itu beliau melanjutkan langkah anggunnya menaiki anak tangga.
Lagi-lagi, Hyun Young hanya bisa
mendengus kesal. Ia tau ancaman eommanya
tadi tidak main-main. Terakhir kali ia mangkir dari acara makan malam bersama
keluarga pria yang akan dijodohkan dengannya dulu, sang appa membuatnya tidak bisa pergi kemana pun selama satu bulan
penuh, termasuk untuk pergi kuliah.
*****
-7
p.m at The Ritz Carlton Resto-
Dan di sinilah Hyun Young berada
sekarang. Di sebuah restoran mewah yang terdapat di salah satu hotel
berbintang. Di
sebuah private room yang telah
dipesan oleh keluarga Cho. Hyun Young duduk di antara ayah dan ibunya, menghadap
sebuah meja makan berbentuk persegi panjang. Di hadapan mereka, juga duduk
sepasang suami istri, yang merupakan pasangan suami-istri Cho, orang yang
mungkin akan menjadi mertua Hyun Young.
“Aigoo, putrimu sangat cantik Hyunjin-ah,” ucap nyonya Cho, memanggil
nama ibu Hyun Young. membuat Hyun Young berpikir ‘bagaimana mereka bisa seakrab
ini?’
“Kamsahamnida Eonni,”
jawab ibu Hyun Young.
Nyonya Cho lagi-lagi tersenyum ke
arah Hyun Young, masih dengan tatapan kagum pada gadis tersebut.
“Hyun Young-ah, kalau bibi boleh tau, berapa umurmu sekarang?”
“20 tahun , Bibi,” jawab Hyun Young
seraya balas tersenyum ke arah nyonya Cho.
Entah mengapa Hyun Young merasa bosan,
dia merasa menyesal menuruti perintah eommanya
yang menyuruh ia untuk duduk di tengah-tengah eomma dan appanya tadi.
Sementara, sekarang dia hanya bisa diam memperhatikan kedua orang tuanya
berbincang akrab dengan tuan dan nyonya Cho tanpa minat.
Tiba-tiba, pintu private room tersebut terbuka, muncullah
seorang pelayan pria yang membukakan pintu tadi, kemudian ia mempersilahkan
seorang pria muda yang berjalan di belakangnya untuk masuk ke dalam. Semua orang yang sudah berada
di dalam private room terlebih
dahulu, termasuk Hyun Young otomatis langsung menoleh ke arah pintu.
“Ah uri Kyuhyun sudah datang,”
pekik nyonya Cho menyambut kedatangan sang putra, yang akan dijodohkan dengan
Hyun Young.
Hyun Yoong sempat tertegun ketika
melihat pria bernama Cho Kyuhyun tersebut. Dia akui bahwa pria yang saat ini
sedang berjalan ke arah meja makan mereka itu tampan, sangat tampan. Saat sudah di dekat mereka
Kyuhyun membungkukkan badannya.
“Jongseohamnida,
saya terlambat,” ucapnya seraya tersenyum ke arah kedua orang tua Hyun Young dan
orang tuanya. Namun, saat melihat Hyun Young, senyumnya pudar, diganti oleh
tatapan datar dengan ekspresi yang sulit untuk ditebak. Lalu nyonya Cho berdiri dari duduknya,
dan menyuruh Kyuhyun untuk duduk di kursi yang tadi ditempatinya. Sementara
beliau pindah ke kursi yang ada di hadapan ibu Hyun Young.
Makan malam kedua keluarga itu
terasa hangat, bagi kedua orang tua. Sementara Hyun Young hanya diam. Dan
Kyuhyun sesekali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh appa Hyun
Young. Gadis itu tidak tertarik sama sekali, karena permasalahan yang mereka
bicarakan hanya seputar bisnis.
“Young-ah, kenapa kau diam saja?”
Tanya nyonya Cho yang sedari tadi sebenarnya memperhatikan Hyun Young yang
hanya memainkan sendok makanan penutup mereka. Hyun
Young yang merasa ditanya, langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum ke
arah nyonya Cho
“Gwencanha, bibi.” Singkat
sekali, lalu ia kembali menekuni tiramisunya, tanpa berniat untuk
menyendokkannya sedikit pun ke mulut.
“Tuan Shin, sebaiknya mereka
segera bertunangan. Sepertinya istriku sudah sangat menyukai Hyun Young. bukan
begitu Yeobo?” Nyonya Cho tersenyum penuh semangat menanggapi pertanyaan
suaminya barusan. Sementara Hyun Young hampir tersedak, karena pada saat tuan
Cho mengatakan ‘segera bertunangan’ ia sedang minum. Ia melirik ke arah Kyuhyun
yang duduk dihadapannya, ingin tau bagaimana reaksi pria tersebut. dan
lagi-lagi Hyun Young hanya menemukan ekspresi datar.
“Sebaiknya kita tanyakan pada
anak-anak terlebih dulu tuan Cho. Bagaimana Kyuhyun-ah?” kini giliran appa Hyun
Young bertanya pada Kyuhyun.
“Ah, saya ikut saja dengan
rencana para orang tua,” ucap Kyuhyun yang membuat Hyun Young terperangah.
Seharusnya pria ini berusaha menolak, atau setidaknya berusaha mengulur waktu
pertunangan mereka.
“Bagaimana dengan Hyun Young?”
kini appa Kyuhyun yang bertanya.
Hyun Young bingung harus menjawab
apa. Dia hanya bisa meremas ujung dress selutut yang ia kenakan.
“Dia akan menurut juga.” Sang
eomma yang gemas dengan tingkah Hyun Young membantu menjawab pertanyaan untuk
Hyun Young.
“Baiklah, kalau begitu, dua hari
lagi anak-anak kita akan bertunangan,” jerit nyonya Cho bersemangat.
*****
Hyun Young benar-benar tidak
menyangka bahwa dua hari lagi yang diucapkan nyonya Cho benar-benar serius. Ia
kira nyonya Cho hanya bercanda, karena setelah pertemuan itu, beliau tidak
menghubungi Hyun Young atau keluarganya. Atau memang ia yang tidak tau bahwa
persiapan pesta pertunangan dilakukan tanpa sepengetahuannya. Dan sekarang, ia terpaksa
meninggalkan kelas anatomi fisiologinya karena sang calon ibu mertua
menelponnya untuk segera bertemu.
Hyun Young adalah putri tunggal seorang pengusaha
properti, Shin Hae Young.
Sementara ibunya adalah seorang designer yang cukup terkenal di Korea, Shin
Hyunjin. Tapi minat dan bakat Hyun Young
jauh dari kedua orang tuanya. Ia lebih tertarik di bidang kesehatan, karena itu
ia memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Kini dia tercatat sebagai salah
satu mahasiswa fakultas kedokteran Seoul National University. Dan dia juga
merupakan salah satu mahasiswi cerdas.
Dia sendiri merasa aneh dengan
jalan hidupnya. Bagaimana bisa dia yang biasanya akan dengan lantang menolak
segala sesuatu yang menurutnya konyol- termasuk masalah perjodohannya dengan
pria tampan yang belum dikenalnya dengan baik itu- hanya bisa diam saja tanpa
berusaha memberontak.
Hyun Young merasa bodoh, karena ia
sendiri belum mengenal baik Cho Kyuhyun-calon tunangannya- bahkan mengetahui
tentang pria tersebut juga baru tadi pagi, dari Shin Saera, sepupunya yang juga
berkuliah di SNU.
Dari informasi yang ia dapat dari
Saera, dia mengetahui bahwa Cho Kyuhyun adalah salah satu pria ‘most
wanted’, calon ideal seorang suami, bahkan Hyun Young sampai menganga saat sang
‘eonni’-Saera- begitu exited
menceritakan segala sesuatu tentang pria tersebut. satu kesimpulan yang bisa
Hyun Young ambil adalah, ‘eonninya
tersebut mengagumi Cho Kyuhyun.
Saera bahkan mengejek Hyun Young secara terang-terangan karena
merasa prihatin bahwa adik sepupunya tersebut tidak tau tentang Kyuhyun.
Padahal hampir seluruh gadis di negeri gingseng tersebut mengetahui tentang Cho
Kyuhyun. Salah seorang eksekutif muda berbakat, dan yang terpenting dia adalah
putra dari Cho Young Hwan,
seorang pengusaha kaya (bahkan bisa dibilang terkaya) di Korea Selatan. Pria itu nyaris memiliki
segalanya, tampan, cerdas, dan harta
melimpah.
*****
Kini Hyun Young berada di boutique sang eomma.
Tentunya bersama nyonya Cho.
“Eomma, apa harus sampai seperti ini?” jerit tertahan Hyun Young saat mencoba dress berwarna biru buatan sang eomma.
“Kau hanya bertunangan sekali
seumur hidup sayang. Dan kau satu-satunya putri eomma. Jadi, kau diam saja dan menurutlah” jawab sang eomma, sambil membenahi beberapa bagian
gaun Hyun Young
yang sedikit kebesaran dibeberapa bagian. Sepertinya dia telah mengukur tubuh
putrinya tersebut dengan benar. Tapi sang putri sepertinya agak kurusan
beberapa bulan terakhir ini,
mengingat jadwal kuliahnya yang begitu padat, belum lagi praktik di sana-sini
menjelang masa akhir kuliahnya.
“Omona, neomu yeppuda,” teriak nyonya Cho saat melihat tirai yang
menutupi tempat fiting baju tersebut dibuka.
Nyonya Cho lalu berjalan mendekat
ke arah Hyun Young.
lalu memeluk Hyun Young
dengan sangat erat.
“Aku senang akan memiliki menantu
sepertimu, terima kasih sudah mau menerima perjodohan ini,” bisik nyonya Cho.
Hyun Young sempat tertegun dengan ucapan calon mertuanya tersebut. Entah
mengapa ia merasa lega sekaligus senang mendapat perlakuan yang begitu lembut
dari sang calon ibu mertua. Meskipun ia belum pernah berbicara secara pribadi
dengan Cho Kyuhyun, setidaknya ia bisa tenang jika memiliki ibu mertua yang
baik seperti ini.
Nyonya Cho melepaskan pelukannya,
berganti dengan menggenggam tangan Hyun Young.
“Ahra pasti senang memiliki adik
sepertimu,” lanjut beliau.
“Ahra?” kening Hyun Young berkerut, bingung.
“Eo,
Ahra. Cho Ahra. Noona Kyuhyun Noona,”
jawab Kyuhyun eomma. Masih dengan senyum bahagia tersungging dibibir beliau.
Hyun Young mengangguk-angguk paham.
Ternyata Kyuhyun mempunyai seorang noona,
ia kira Kyuhyun anak tunggal juga, sama seperti dengan dirinya.
“Ayo ganti bajumu, kita segera
makan siang dengan ibumu juga,” ucap Kyuhyun eomma sambil mendorong lembut
punggung Hyun Young
kembali ke ruang ganti.
*****
Malam pertunangan.
Sesuai keinginan Hyun Young, acara pertunangan dilakukan
secara sederhana di kediaman keluarga Shin. Kini Hyun Young sedang duduk di hadapan meja
rias di kamarnya. Memandangi wajahnya yang jauh berbeda dari biasanya. Ya malam
ini sang eomma sengaja menyuruh
penata rias modelnya untuk merias Hyun Young.
Ia memandangi pantulan wajahnya di cermin. Make up di wajahnya memang
sederhana, hanya sapuan bedak tipis, sapuan blush
on yang tipis pula dan lipstick
berwarna baby pink di bibir tipisnya.
Gaun berwarna biru dengan indah membalut tubuh
rampingnya. Ia memang tidak terlalu tinggi, tapi Hyun Young memiliki kaki indah dan wajah
cantik yang akan membuat banyak gadis iri dengan dirinya. Ia memiliki mata
lebar yang tidak dimiliki kebanyakan orang Korea, kecuali dengan eyelid surgery. Dengan hidung mancung
yang ia dapat dari sang nenek yang merupakan keturunan Italia.
Seapasang pump shoes berwarna senada dengan gaunnya membalut kaki indahnya, semakin
menyempurnakan penampilannya malam ini.
Saat sedang diam memandangi
wajahnya di cermin, ia menangkap sesosok perempuan muda masuk ke kamarnya.
Dengan segera ia memutar tubuhnya menghadap ke arah pintu.
Gadis itu sangat cantik dengan
gaun hitam selutut dan stiletto
silvernya. Ia berjalan ke arah Hyun Young
dengan senyum merekah di bibirnya.
“Annyeong, senang akhirnya bisa bertemu denganmu.” Gadis itu langsung
memeluk Hyun Young,
membuat Hyun Young
sedikit berjengit kaget dalam rangkulan sang gadis, yang entah siapa itu, yang
tiba-tiba datang dan memeluk dirinya. Menyadari
bahwa Hyun Young
tidak bereaksi, gadis yang memeluknya itu melepas rangkulannya dari tubuh Hyun Young.
“Cho Ahra imnida.” Gadis yang bernama Ahra, yang merupakan noona Kyuhyun itu mengulurkan tangan,
mengajak Hyun Young
untuk berjabat tangan.
“Shin Hyun Young imnida.” Hyun Young
membalas uluran tangan Ahra, dan
keduanya lalu tersenyum bersama.
“Haah, benar kata eomma, Kau
sangat cantik Youngie-ya. Bolehkan aku memanggilmu seperti
itu?” ucap Ahra, kini dia duduk di ranjang Hyun Young dan berhadapan dengan calon
adik iparnya tersebut. Hyun Young
hanya mengangguk, mengijinkan Ahra untuk memanggilnya lebih akrab.
“Ah, joha,” lagi-lagi Ahra tersenyum.
“Wah sepertinya kalian sudah
akrab sekali,” tiba-tiba terdengar suara Hyun Young
eomma. Beliau berjalan ke arah dua gadis yang sedang asyik mengobrol tersebut.
“Ahra-ya, kau dipanggil eommamu,” lanjut beliau lagi.
“Apa acara sudah akan dimulai
Bibi?” Tanya Ahra, yang dijawab anggukan oleh eomma Hyun Young.
“Kalau begitu aku turun dulu.”
Ahra berdiri dari duduknya, menghampiri Hyun Young
dan mencium pipi kanannya.
“Sampai bertemu nanti, Adik Ipar” lalu ia keluar dari kamar Hyun Young.
“Bagaimana?” Tanya Hyun Young eomma.
“Bagaimana apanya Eomma?” Hyun Young balik bertanya
“Keluarga Kyuhyun?”
“Mereka sangat baik, bibi Cho,
Ahra eonni. Mereka orang-orang yang
menyenangkan. Tapi aku tidak tau bagaimana Kyuhyun, sepertinya dia pria yang
cukup, rrr…….dingin?” senyum Hyun Young
memudar ketika mengingat sikap Kyuhyun saat mereka bertemu dalam makan malam
waktu itu.
“Seiring berjalannya waktu, kau
akan mengenalnya. Dia tampan, dan eomma yakin dia pria yang baik.” Hyun Young tersenyum ketika mendengar
‘pria tampan’ diucapkan ibunya, kentara sekali jika ibunya itu menyukai
Kyuhyun.
“Aku harap juga begitu Eomma,”
lanjut Hyun Young.
“Kajja kita turun, acara sudah
dimulai.” Hyun Young
eomma mengulurkan tangannya pada Hyun Young.
setelah itu mereka berjalan menuju lantai bawah.
Acara pertunangan Hyun Young dan Kyuhyun di adakan di taman
luas yang ada di halaman kediaman keluarga Shin. Acara hanya dihadiri kerabat
dekat dan beberapa rekan bisnis baik, itu rekan bisnis appa Hyun Young maupun rekan bisnis Tn. Cho.
Setelah acara pertukaran cincin
selesai, pesta mengalir hangat, beberapa tamu sedang menikmati hidangan sambil
berbincang.
*****
Hyun
Young POV
Setelah acara pertukaran cincin
dilakukan, dan kami- aku dan Kyuhyun- tidak lagi sepenuhnya menjadi pusat
perhatian, Kyuhyun mengajakku untuk berbicara berdua. Kini kami berdua berada
di samping halaman, duduk di kursi panjang yang ada di sebelah kolam renang.
“Ada yang ingin aku bicarakan
Hyun Young-ssi,” ucap Kyuhyun memulai pembicaraan.
“Ne, bicaralah,” entah mengapa aku
merasa pria yang duduk di sampingku ini tidak nyaman berada di dekatku.
“Aku tidak akan berbasa-basi.
Karena memang aku tidak suka. Aku menerima pertunangan ini bukan karena aku
benar-benar menerimanya, apalagi karena aku menyukaimu, tidak. Jadi kau jangan
berharap terlalu banyak.” Aku langsung menoleh ke arahnya, cukup shock
mendengar ucapannya yang begitu blak-blakan. Oh God, namja ini, meskipun ia tipikal pria yang tidak suka
berbasa-basi, tapi setidaknya dia bisa membedakan attitude antara berbicara dengan sesama namja atau ketika sedang berbicara dengan seorang yeoja.
Tapi dengan segera, aku menguasai
ekspresi kagetku, dan kembali memasang ekspresi datar. Kau kira hanya kau saja
yang bisa berekspresi seperti itu, aku juga bisa Cho Kyuhyun-ssi.
“Dan satu hal yang perlu kau
ketahui, aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu,” ucapnya tegas. Aku menoleh
ke arahnya, masih dengan ekspresi datarku.
“Ne, aku tau. Kau tak perlu
khawatir Kyuhyun-ssi,” jawabku.
“Tapi, sebaiknya setelah ini kau
bicara kepada orang tua kita. Bahwa kita tidak akan sampai menikah. Hal itu
akan lebih baik jika dilakukan,” lanjutku.
Kyuhyun langsung menoleh ke
arahku, sepertinya ia juga tidak kalah shock
dengan ucapanku.
“Apa maksudmu?” tanyanya.
“Kau bilang tidak akan
mencintaiku kan? Begitu juga aku, jadi lebih baik pernikahan itu tidak pernah
terjadi.” Aku balas menatapnya. Namun, aku sedikit kaget melihat tatapan
tajamnya yang begitu menghujam.
“Kita akan tetap menikah.
Meskipun tanpa dilandasi cinta” aku mendelik ke arahnya, apa-apaan dia? Bilang
tidak akan mencintaiku, tapi tetap memaksa untuk menikah. Ckckck
“Lagi pula bukankah kita bisa
bercerai setelah beberapa bulan, ah mungkin satu tahun setelah menikah,” ucapnya
tanpa beban.
“MWOYA??!!” okey kali ini aku memang tidak bisa
mengendalikan ekspresi terkejutku. Bagaimana bisa dia dengan entengnya
mengatakan bahwa kita bisa bercerai. Demi apapun, seburuk-buruknya diriku, aku
tidak akan menganggap pernikahan sebagai sebuah permainan. Jinjja!
“Kau gila? Kau pikir pernikahan
itu suatu hal yang bisa dipermainkan?” tanyaku.
“Aku tau, tapi kita tidak bisa
menghentikan rencana pernikahan kita yang sudah tersusun rapi…… Tunggu dulu,
kau belum tau bahwa persiapan pernikahan sudah diatur oleh keluargaku dan
keluargamu?” kuakui Cho Kyuhyun adalah pria menawan, tapi aku benci ekspresi
wajahnya yang kelewat datar itu.
Lagi-lagi aku shock
mendengar pertanyaannya. Apa tadi yang dia katakan? persiapan pernikahan sudah
dilakukan?
“Jangan bercanda Kyuhyun-ssi.” Pekikku dengan nada tertahan.
Malam ini, aku akan bisa lebih gaket seperti apa lagi?
“Persiapan pernikahan sudah
dilakukan, sudah mencapai 98%, setauku.
Dan undangan juga sudah di sebarkan. Satu-satunya hal yang belum
dilakukan adalah fitting baju
pengantin,” lagi-lagi aku kaget
dengan perkataan Kyuhyun. Aku sangat bersyukur bahwa tidak memiliki riwayat
penyakit jantung. Sehingga aku tidak langsung pingsan di tempat saking kagetnya.
“Jadi, sekeras apapun kita
menolak. Hasilnya tetap tidak akan berubah. Pada akhirnya kita akan tetap dinikahkan,”
lanjutnya.
Kami kembali terdiam, aku
bingung. Bagaimana bisa aku menikah dengan pria yang tidak mencintaiku. Aku
sebagai perempuan sangat sadar. Bahwa kebanyakan kaum kami akan mudah jatuh
cinta saat terbiasa hidup bersama. Bagaimana jika pada akhirnya aku yang jatuh
cinta padanya? Andwae!
aku menggeleng-gelengkan kepalaku, berusaha mengusir pikiran aneh yang
tiba-tiba datang.
“Jadi, sebaiknya kita bekerja
sama. Kita bisa berpura-pura memiliki hubungan baik, kalau perlu saling
mencintai, lalu kita menikah. Kemudian kita berpisah, selesai. Dan hidup kita
akan kembali seperti semula. Sesuai jalan kita masing-masing.” Lagi-lagi hanya
ada nada datar yang terselip dalam ucapnya.
Aku menyerah, terlalu lelah untuk
berpikir. Seperti yang Kyuhyun ucapkan tadi, akan sia-sia saja jika menolak.
“Terserah kau saja.” Aku langsung
berdiri lalu meninggalkan Kyuhyun, terlalu lama di sini akan membuat orang tua
kami dan para tamu curiga.
Aku bergabung bersama Ahra eonni yang sedang berbincang dengan
Saera eonni juga seorang pria yang ku kenal sebagai Choi Siwon, putra pemilik
Hyundai Group. Mereka terlihat akrab sekali.
“Ya, dari mana saja kau?” teriak Saera eonni begitu mereka melihat
aku berjalan ke arah mereka. Kudengar samar-samar, Kyuhyun juga mengikuti
berjalan di belakangku.
“Mencoba mengakrabkan diri dengan
TUNANGANKU,” ucapku sekenanya, dengan menekankan kata tunanganku.
“Eiiiiiiy, kalian berdua
benar-benar! Jangan terlalu banyak berduaan, dan Kau Kyuhyun-ah, sepertinya kaulah yang tidak sabaran” teriak
Ahra eonni, yang membuat Kyuhyun
mendelik kesal ke arah noonanya
tersebut.
“Noona-ya, Kau tau aku orang yang sangat sabar bukan. Jangan bicara
sembarangan,” geram Kyuhyun yang kini berdiri di sampingku.
“Aish, aku tidak peduli. Yang jelas satu minggu lagi aku akan
memiliki yeodongsaeng” ucap Ahra
eonni tidak peduli.
Satu minggu lagi? itu berarti aku
akan menikah satu minggu lagi??? Oh My
God! Kepalaku langsung pusing. Keluargaku dan keluarga Cho memang
menyebalkan, seenaknya menjodohkan kami, seenaknya pula menentukan pernikahan
kami.
*****
Dan benar saja, setelah acara
pertunangan aku disibukkan dengan persiapan pernikahan. Mulai dari fitting baju dan melihat gereja serta
gedung resepsi. persiapan sudah mencapai 100%. Tapi, Ahra eonni dan eommonim
–bibi Cho melarangku untuk memanggilnya dengan ‘bibi’ lagi- selalu merecokiku
dengan berbagai macam perawatan pranikah. Padahal aku harus mengurus
persiapanku mengikuti koas. Dan itu menyebalkan.
Hari ini, H-2 jelang pernikahanku.
Akhirnya aku bisa terlepas dari
jerat calon ibu mertua dan kakak iparku, sehingga aku bisa pergi ke kampus
mengurus persiapan koas.
Saat ini
aku
berada di cafeteria kampus bersama Kim Hyeri, salah satu teman
terdekatku, karena kami memang sudah berteman sejak di senior high school. Dia juga seorang calon dokter sepertiku, hanya
saja dia adalah calon dokter gigi.
“Haaaaah, aku masih tidak percaya
dua hari lagi kau akan menikah Young-ah,” ucap Hyeri, ia menyendokkan ice
cream coklat ke mulutnya.
“Aku juga,” ucapku singkat sambil
mengaduk-aduk orange floatku.
“Dan yang lebih membuatku kaget
adalah calon suamimu. Sejak kapan kau kenal dengan ‘putra mahkota’ kerajaan
bisnis keluarga Cho?”
Hyeri meletakkan sendok ice creamnya,
lalu mulai bicara serius denganku.
Aku memang belum bercerita jika
pernikahan kami akibat perjodohan. Hyeri mengetahui pernikahanku pun dari
undangan yang disebar sejak H-1 pertunanganku, yang tidak kuketahui sama
sekali. Dan baru hari ini dia bisa menginterogasiku, karena memang sejak hari
pertunangan sampai H-2 jelang pernikahanku ini kami baru bisa bertemu.
“Kami belum lama kenal Hyeri-ya,”
jawabku.
“Eh? tunggu dulu, maksdumu,
kalian dijodohkan?” Tebakan Hyeri tepat sekali.
“Ya begitulah.”
“Hah, tapi dia memang tampan sih.
Jadi kurasa tidak masalah. Lagi pula kau kan tidak punya kekasih, atau orang
yang sedang kau sukai. Jadi itu tidak masalah,” timpal
Hyeri, dasar menyebalkan.
Tiba-tiba ponselku berbunyi,
nomor tak dikenal. Siapa? Sudahlah, tidak usah diangkat.
“Kenapa tidak diangkat?” Tanya Hyeri yang melihat aku
meletakkan kembali ponselku tanpa mengangkatnya.
“Nomor tidak dikenal, akan aku
jawab jika menelpon lagi,”
jawabku cuek. Lalu kembali melanjutkan makan spaghetti bolognaseku yang sudah mulai mendingin. Benar saja nomor tadi menelponku
lagi.
“Yeobseo?” sapaku.
“Bisa kita bertemu?” eh siapa
dia?
“Nuguseyo?” tanyaku bingung,
tapi dari nada bicarannya seperti,,,,,,,,,,,,,,
“Naega,
Cho Kyuhyun. Kau tidak punya nomor telponku?” tebakanku benar, ternyata
‘tunanganku’ yang menelpon.
“Nuguya?” Hyeri bertanya tanpa mengeluarkan suara.
“Kyuhyun,” jawabku juga dengan suara lirih
seraya menjauhkan ponsel dari telinga. Hyeri mengangguk-angguk.
“Yeobseo,”
Kyuhyun kembali bersuara karena
aku tidak kunjung menjawab pertanyaanya.
“Eo,
aku tidak punya nomormu. Waeyo
Kyuhyun-ssi?” tanyaku.
“Kau sedang sibuk tidak? Apa kita
bisa bertemu?” tanya
dari seberang telpon.
“Anhi, aku sedang tidak sibuk. Bertemu di mana?”
“Di Kona Bean Caffe, kau tau
kan?”
“Apakah penting?” aku sedikit
berbasa-basi, meskipun sedang tidak sibuk, tapi aku tidak akan menerima
ajakannya dengan begitu saja.
“Aku akan mengenalkanmu pada
seseorang” jawabnya.
“Nugu?” tanyaku lagi
“Kau akan tau sendiri nanti saat
datang ke Kona Bean. Jadi aku tunggu. tuuut…tuuut…” lalu dia memutus sambungan
telpon begitu saja. Jinjja Cko Kyuhyun. Aku langsung mengemasi
buku-bukuku yang berserakan di meja cafeteria.
“Yak, yak, mau ke mana Kau?”
Tanya Hyeri yang melihatku bersiap-siap untuk pergi.
“Aku harus menemui Kyuhyun,”
jawabku, sambil menyampirkan tas ke bahuku.
“Perlu ku antar? kau tidak
membawa mobil kan?” tanyanya lagi.
“Tidak perlu Hyeri-ya, aku bisa naik taksi. Annyeong.” Aku mencium pipi Hyeri, lalu
pergi.
*****
3
p.m at Kona Bean Caffe
Still
Hyun Young
POV
Dasar menyebalkan, dia bilang
‘aku tunggu’ tapi kenapa jadi aku yang menunggunya begini? Mana telponku tidak
diangkat. 45 menit sudah aku menunggunya. Aku tidak percaya jika dia terkenal
sebagai atasan yang disiplin di kantornya-menurut appa- tapi dia bahkan telat
untuk datang menemuiku.
‘Kling-kling-kling’ bel pintu café berbunyi menandakan ada tamu yang
datang, aku menolehkan arah pandangku ke pintu. Ternyata Cho Kyuhyun datang, ia
melihat ke arahku, dan apa aku tidak salah lihat, dia tersenyum? benar-benar
hal langka, karena beberapa kali kami bertemu dalam satu minggu terakhir ini,
dia selalu memasang wajah tanpa ekspresi saat bertemu denganku.
Tapi tunggu dulu, seorang gadis
cantik, yang wajahnya agak familier berjalan dibelakangnya. Dan aku melihat
bahwa Kyuhyun menggandeng gadis itu? aku jadi ingat perkataan Kyuhyun di telpon
tadi,
‘Aku
akan mengenalkanmu pada seseorang’ dia kah yang ingin
dia kenalkan padaku?
“Annyeong,” sapanya lalu menarik kursi untuk duduk sang gadis, aku
yakin dia pasti cukup istimewa, mengingat Kyuhyun bukanlah tipe pria dengan
sikap manis. Lalu ia sendiri menarik kursi di sebelah sang gadis, yang aku
yakin pernah melihatnya, tapi entah di mana.
“Sudah lama menungguku?” Tanya
Kyuhyun yang kini duduk berhadapan denganku.
“Lumayan, hingga tadi aku
berfikir untuk pergi jika lima menit lagi kau tidak datang,” ucapku sinis.
“Mianhae,
aku harus menjemput Hyojin
di lokasi pemotretan.” jawabnya. Tumben sekali dia bersikap baik, atau
jangan-jangan karena ada gadis yang dia panggil Hyojin tadi?
Aku mengangguk-angguk,
“Katanya kau ingin mengenalkanku
dengan seseorang?” tanyaku. aku lelah dan ingin segera pulang.
“Ah igeo, Kang Hyojin.
Naeui
yeojaneun,” jawabnya.
Apa? ‘Naeui Yeoja? dia punya kekasih? Oh,
How GREAT! entah mengapa aku jadi kesal. Tapi aku tetap memasang wajah
tanpa ekspresiku.
“Annyeonghaseyo, Kang Hyojin imnida.” Gadis bernama Hyojin
tersebut mengulurkan tangannya padaku.
Aku tersenyum lalu membalas
uluran tangannya “Shin Hyun Young
imnida, bangaweoyo.”
“Jadi, kau yeojachingu Cho Kyuhyun? Sepertinya wajahmu familier, apa kita
pernah bertemu sebelumnya?” lanjutku.
“hahaha,” aku menoleh kearah
Kyuhyun yang tertawa lepas, baru kali ini aku melihatnya seperti itu.
“Kau tidak mengenalnya Young?” aku menggeleng menjawab
pertanyaannya.
“Hyojin adalah salah satu super model di Korea. Dia juga model dari brand baju milik ibumu,” jelas Kyuhyun dengan penuh semangat,
sepertinya dia senang sekali. Senyum itu tidak pernah pudar dari wajahnya.
“Aku tidak tau, maaf,” ucapku cuek
sambil mengedikkan kedua bahuku.
Kulihat senyum memudar dari wajah
Kyuhyun ketika melihat tanggapanku
tentang gadisnya.
“Ada beberapa hal yang harus kita
diskusikan,” ucap Kyuhyun, mulai serius.
“Katakan saja, aku akan
mendengarkannya,” kataku. Dan
pada akhirnya aku benar-benar hanya menjadi pendengar, mendengar kisah cinta
mereka yang disembunyikan, baik itu dari keluarga Kyuhyun, karena memang
ternyata sudah sejak lama ia dijodohkan denganku-yang aku baru mengetahuinya
sekarang-, dan dari publik, karena memang begitulah publik figure di Korea yang tidak boleh terlibat skandal percintaan.
Aku tidak tau, aku ini bodoh atau
terlampau baik, dengan menyetujui suatu perjanjian yang menurutku sedikit absurd.Okey, kami memang akan menikah
tanpa cinta. Tapi apakah etis jika membiarkan suamimu kelak tetap berpacaran
dengan kekasihnya. Baiklah, untuk yang satu ini aku memang bodoh, melukai harga
diriku sendiri sebagai seorang perempuan.
Tapi setelah dipikir-pikir aku
juga tidak tega meminta mereka berpisah, meski hanya sementara, sampai aku dan
Kyuhyun bercerai nanti. Ya Tuhan, semoga Kau bersedia memaafkanku yang memiliki niat burut dalam pernikahan kelak.
“Kalian berdua tidak perlu
khawatir,” aku melirik arloji di pergelangan tangan kiriku.
“Aku harus pulang. Nanti malam
aku harus ke Seoul Centre Hospital,” aku langsung beranjak pergi. Entah mengapa
ada sesuatu yang terasa aneh di dadaku.
“Young!!”
panggil Kyuhyun, aku hanya melambaikan tanganku tanpa melihat kearah mereka.
Aku sedang terburu-buru, karena satu jam lagi aku ada janji dengan dokter yang
menjadi pembimbingku selama menjalani koas nanti di SCH.
*****
Sunday
Morning. The Day
KyuYoung’s Wedding
Kantung mataku begitu jelas
terlihat, karena kemarin, H-1 pernikahanku, aku langsung memutuskan untuk
memulai hari pertama koasku. Dan aku mendapat tugas untuk berjaga di unit emergency. Entah bagaimana di hari
pertama aku menjalani koas, ada kecelakaan cukup besar yang membuat unit emergency SCH menjadi kualahan karena banyaknya pasien. Dan hal
tersebut membuatku tertahan lebih lama di sana. Seharusnya jatah jagaku hanya
sampai jam 7 malam. Tapi pasien terus berdatangan. Tanganku sampai mati rasa,
karena harus membantu Ahn uisanim (dokter pembimbingku) untuk menghacting pasien. Alhasil aku baru bisa
pulang subuh tadi, itu pun karena appa menjemputku.
“Aigoo Youngie-ya, kenapa matamu?” Jerit Ahra eonni
yang baru datang menemuiku di ruang rias.
“Semalam aku tidak tidur eonni-ya,” jawabku. Kepalaku agak pening, kuharap aku tidak akan pingsan saat di altar nanti.
“Omona, begitu nervousnyakah
dirimu sampai tidak bisa tidur?” ejek Ahra eonni
dengan maksud untuk menggodaku.
Aku hanya mendengus mendengar
ejekannya itu “Nervous? tidak Eonni.
Aku sudah mulai menjalankan koasku di SCH kemarin. Dan sepertinya aku langsung
mendapat begitu banyak pasien di unit emergency.
Subuh tadi aku baru pulang.”
“Aigoo, bagaimana bisa kau sudah mulai koas? Yak, kau kan akan menikah bagaimana bisa kau dan Kyuhyun pergi
berbulan madu jika kau sedang koas?” Ahra eonni
melotot ke arahku.
“Bagaimana ya, aku kan sudah
mendaftar koas terlebih
dulu jauh sebelum mengetahui waktu
pernikahanku,” aku mengedikkan bahuku.
“Baru satu hari kan? batalkan
koasmu, dan pergilah berbulan madu. Aku yang akan membiayai semua akomodasinya.
Anggap itu sebagai kado pernikahan dariku untuk kalian.” Ahra eonni dengan seenaknya menyuruhku
berhenti koas.
“Shireo Eonni. Aku tidak mau mengulangnya tahun depan. Honeymoon bisa dilakukan kapan saja. Eonni tidak usah berlebihan ne~~,”
rayuku.
“Neo, Jinjja, aish!” gemas Ahra eonni,
aku hanya bisa nyengir melihat yeoja yang sebantar lagi akan menjadi kakak
iparku ini.
“Hi girls,” kepala Siwon oppa
menyembul dari pintu. Ternyata dia adalah kekasih Ahra eonni. Aku baru tau tiga hari yang lalu. ckckck.
“Hi Oppa,” jawab Ahra eonni
riang. Siwon oppa kemudian
melangkahkan kakinya masuk ke ruang riasku.
“Wow, You look so……..beautiful Young-ah,” ucap Siwon oppa.
“Thanks, Oppa. Kau juga terlihat tampan,”
balasku.
“Eo, tentu saja. Aku selalu tampan setiap saat.” Aigoo, ternyata namja yang satu ini benar-benar narsis. Dan kami
bertiga tertawa.
“Ehemm,” kami langsung menoleh,
ketika mendengar seseorang berdehem. Ternyata appaku.
“Sudah waktunya,” ucap beliau
seraya berjalan ke arahku, diikuti oleh Saera eonni dan Hyeri yang memang hari ini kuminta untuk menjadi
pendamping pengantin untukku.
“Ini buket bungamu.” Seara eonni mengulurkan bouquet
bunga tulip berwarna peach ke arahku.
Aku menyambutnya seraya tersenyum
“Gomawo Eonniya.”
“Aigoo, Young-ah kau cantik sekali,” puji Hyeri. Ia
juga tampil cantik dengan gaun selutut berwarna broken white sama seperti gaun yang dikenakan oleh Saera eonni.
“Wah, acara sudah mau dimulai.
Aku ke ruang pernikahan dulu ya,” ucap Ahra eonni,
ia menggapit lengan Siwon oppa
“Kajja Oppa,” lanjutnya lalu pergi
meninggalkan ruang rias ini.
“Kau sudah siap Youngie-ya?” Tanya appa seraya mengulurkan tangan beliau. Aku langsung
meraihnya, dan appa membimbingku untuk berdiri dari kursi yang aku duduki.
“Ne, Appa. Aku siap,” jawabku setelah tanganku berhasil menggapit
lengan kiri appa.
“Ayo kita berangkat,” dan secara
perlahan aku berjalan menuju ke ruang pemberkatan. Entah mengapa aku jadi
merasa, gugup?
Kueratkan pegangan tanganku di
lengan appa ketika kami telah sampai di depan pintu ruang pernikahan.
“Jangan gugup, arra?” pinta appa, beliau tersenyum
lembut ke arahku. Sepertinya ia tau bahwa aku sedikit gugup. Dan aku hanya
menjawab dengan anggukan kepala.
Perlahan-lahan, pintu dibuka. Hal
pertama yang aku lihat adalah seorang namja dengan tuxedo hitam, menoleh ke arahku dengan tatapan yang sulit
diartikan. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat melihatku begitu pintu dibuka
tadi. Dan entah mengapa pula aku merasakan ada yang aneh dalam perasaanku
ketika tatapan mata kami – aku dan Kyuhyun – bertemu.
Aku semakin mengeratkan pegangan
tanganku di lengan appa
ketika aku sudah mendekati ke arah dimana Kyuhyun berdiri menantiku.
Aku bisa melihat eomma
duduk berdampingan dengan Ahra eonni
di barisan palin depan kursi sisi kiri, sementara di sisi kanannya ada Cho eomma dan Cho appa. Tinggal beberapa langkah lagi aku sampai, dan aku semakin
gugup.
Dan di sinilah aku, berada di
depan altar. Kyuhyun membungkuk pada appa,
lalu dia mengulurkan tangannya. Sesuai tradisi, appa
melepaskan tanganku yang memegang lengan beliau, menggenggamnya. Aku bisa
melihat wajah sendu appa,
bukan beliau tidak bahagia, tapi ayolah, orang tua mana yang tidak akan terharu
ketika melepas anak gadis satu-satunya untuk menikah?
Appa
mencium keningku, tersenyum menenangkan, lalu beliau menyerahkan tanganku pada
Kyuhyun, sebagai tanda bahwa purna tugas lah beliau dalam mendidik, menjaga dan
merawatku sekaligus sebagai simbol
bahwa beliau telah menyerahkan anak gadisnya untuk seorang pria yang sebentar
lagi akan menjadi menantunya.
“Aku percayakan putriku
satu-satunya padamu Cho Kyuhyun, Appa
yakin, kau akan sanggup menggantikan tugas Appa
untuk menjaga, menyayangi, dan mengasihinya melebihi apa yang telah Appa lakukan. Mulai detik ini, Hyun Young menjadi tanggung jawabmu,”
ucap appa
ketika beliau memindahkan tanganku ke tangan Kyuhyun.
“Ye, Abeonim,” jawab Kyuhyun. Aku begitu takjub dengan keberaniannya
menyanggupi permintaan appa,
padahal pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Ya Tuhan, maafkan aku yang
telah berani bermain-main dengan sumpah suci ini.
Setelah appa
duduk di samping eomma, upacara pernikahanan pun dimulai. Kyuhyun dengan
lancarnya mengucapkan janji suci bagiannya, sementara aku agak sedikit terbata.
Dan meskipun aku agak tidak
lancar saat mnegucapkan sumpahku, tapi tetap saja sekarang statusku telah
berubah. Ya, kini aku adalah seorang gadis yang sudah menikah. Istri dari
seorang Cho Kyuhyun.
“Kalian telah resmi menjadi
sepasang suami-istri, mempelai pria dipersilahkan untuk mencium mempelai
perempuan.” Oh God! aku lupa untuk
yang satu ini.
Perlahan Kyuhyun membuka kain
tipis yang menutup kepalaku. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Ia
menampakkan senyum yang menurutku mengerikan, tapi entah mengapa aku tidak bisa
berkedip ketika memandang wajahnya yang semakin dekat dengan wajahku.
“Kau Istriku kan sekarang? jadi
bersikaplah biasa saja, Cho Hyun Young,”
ucapnya lirih. Aku yakin hanya aku manusia selain dia yang bisa
mendengarnya, lalu Ia menyapukan permukaan bibirnya pada bibirku. Hanya sebatas
kecupan, tapi cukup membuat kepalaku pusing mendadak.Kyuhyun melepaskan
bibirnya dari bibirku, lalu mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berbisik
“Ekspresimu sungguh menggelikan
Hyun Young-ssi,” lalu ia mengecup pipiku. Sementara aku langsung menatapnya
sebal ketika ia sudah berdiri di posisi semula, dengan tatapan mengejek ke
arahku. Sayang para tamu undangan pasti tidak akan mengerti arti tatapannya
itu.
*****
Kakiku pegal, dan kepalaku sakit
karena tatanan rambutku yang menyiksa ini. Aku berharap acara resepsi ini cepat
selesai. Sedari tadi aku terus bergerak-gerak gelisah, sementara Kyuhyun dengan
tenangnya berdiri di sampingku, menyalami setiap tamu dan kerabat yang datang
mengucapkan selamat. Tentu saja dia bisa setenang itu, ia tidak menderita
sepertiku yang mengenakan high heels setinggi 15 cm! Selama
berjam-jam pula! catat itu!
“Kyuhyun-ah! Aish teganya kau mendahuluiku!” Seorang pria, yang aku tidak
tahu siapa namanya, dengan lesung pipi di sudut bawah sebelah kanan bibirnya-
datang menghampiri kami, lalu memeluk
Kyuhyun.
“Salah sendiri kau tidak mau
berkomitmen dengan satu gadis saja Hyung,”
jawab Kyuhyun datar.
“Lalu kau sendiri?” pria itu
melepaskan pelukannya pada Kyuhyun. lalu meninju ringan lengan Kyuhyun.
Sementara Kyuhyun hanya menatap
pria yang ia panggil ‘Hyung’ itu
dengan tatapan ‘ayolah jangan bahas
itu’. sepertinya pria ini dekat dengan Kyuhyun.
“Omo! Istrimu cantik sekali Kyuhyun-ah. Annyeonghaseyo, Choneun
Park Jungsoo imnida.” Pria yang
ternyata bernama Park Jungsoo itu mengulurkan tangannya padaku. dan aku pun
membalasnya.
“Shin Hyun Young, imnida,” ucapku sambil tersenyum
“Kyeopta, panggil aku Jungsoo-Oppa,
Ne? Aku akan selalu mendukungmu, adik
ipar,” ucapnya padaku seraya tersenyum tulus, lalu merubahnya menjadi senyum
penuh arti saat beralih pada Kyuhyun.
Setelah kepergian Jungsoo oppa, ternyata masih ada teman-teman
Kyuhyun, dan mereka semua adalah pria muda sukses, karena memang sebagian besar
dari mereka adalah putra para pebisnis di Korea Selatan, sama seperti
Kyuhyun. Dan perlu kalian ketahui, mereka semua tampan, memiliki wajah bak para dewa Yunani.
Akhirnya acara resepsi selesai,
aku langsung bergegas ke ruang istirahat, sekaligus membersihkan make up dan melepas tatanan rambutku.
Aku duduk di depan meja rias,
dengan seorang penata rias yang membantuku melepas tatanan rambutku. Aku bisa
melihat Kyuhyun yang duduk di sofa
belakangku dari kaca meja rias, wajahnya begitu terlihat gembira dengan benda
putih di tangannya. Kalau itu tidak salah itu PSP kan? Aku mengerutkan
keningku, seorang eksekutif muda sepertinya menyukai game?? entahlah.
Krek,
suara pintu dibuka, refleks aku langsung menoleh ke arah pintu, dan melihat
Ahra eonni menghampiriku dengan wajah
yang tampak kesal.
“Bagaimana mungkin kalian menolak
hadiah dariku?” sungutnya begitu ia sampai di belakangku.
“Kalian tahu betapa susahnya aku
menyiapkan hadiah itu? membuat reservasi
di Maldives itu bukan perkara
gampang. Dan dengan seenaknya kalian menolaknya begitu saja!” belum sempat aku
menjawab Ahra eonni sidah
melanjutkannya. Aigoo, ternyata kakak
iparku ini mengerikan jika sedang marah. Dia marah karena aku dan Kyuhyun
menolak hadiahnya, yang berupa paket honeymoon
ke Maldives selama 1 minggu.
Tatanan rambutku sudah dilepas,
menyisakan rambutku yang kini bergelombang akibat kepangan tadi. karena sudah
selesai, aku meminta eonni penata
rias untuk meninggalkan ruangan ini
“Eon…..,” belum selesai aku bicara Ahra eonni sudah mengeluarkan
kekesalannya lagi, kali ini sang adik yang jadi sasaran.
“Yak, Neo, Cho Kyuhyun! Berhenti bermain PSP!” Dengan gerakan yang
sangat cepat Ahra eonni berhasil
merebut PSP putih di tangan Kyuhyun yang otomatis membuat Kyuhyun yang dari
tadi tampat tidak peduli dengan keributan yang sedang terjadi langsung
bereaksi.
“Aish Noona!
Aku sudah ada di level akhir!” Teriak Kyuhyun, yang jujur saja seperti seorang
anak kecil yang mainannya direbut sang eomma,
sontak membuatku tersenyum. Ternyata di balik sikap dingin dan angkuhnya ia
bisa berlaku layaknya seorang anak kecil, dan itu karena sebuah PSP, sulit
dipercaya!
“Aku akan menyita PSPmu ini untuk sementara waktu. Jangan
coba-coba untuk mengambilnya. Karena aku benar-benar marah sekarang,” ucap Ahra eonni sambil berkacak pinggang.
“Aku bisa membelinya lagi Noona-ya,”
jawab Kyuhyun datar.
“Dan untukmu Yoingie-ya.” Ahra eonni berbalik menghadapku “Kau harus menemaniku berbelanja dalam
minggu ini,” lanjutnya.
“Tapi eonni, aku benar-benar sibuk.” Tolakku, karena aku memang sedang
sibuk dengan jadwal koasku.
“Tidak ada penolakan, Appa akan mengurus jadwal koasmu,”
ucapnya tidak peduli yang membuatku terpaksa mengangguk menuruti perintahnya.
“Joha! Sudah lama aku ingin belanja dengan adik perempuan,” ucapnya
senang.
“Oh satu lagi, karena kalian
menolak paket honeymoon yang aku
berikan, sebagai gantinya, aku sudah menyiapkan kamar president
suit
untuk kalian di hotel ini.”
“Tap…..” aku ingin menyanggah
tapi dengan sigap Ahra eonni mengangkat jari telunjuknya lalu
menggoyang—goyangkannya, pertanda ia tidak menerima penolakan.
“Kalian harus menurut. Ini kunci
kamarnya.” Ia melempar kunci yang ia maksud
ke arah Kyuhyun.
“Selamat bersenang-senang,
buatkan aku keponakan yang lucu ne?”
ucap Ahra eonni dengan aegyeonya. Sementara aku hanya bisa
menganga mendengar ucapan kakak iparku ini. Membuatkan keponakan? itu artinya…… OMO!!
“Itu masalah gampang Noona,
tanpa diminta pun, aku pasti akan memberikan keponakan yang manis untukmu,”
jawaban Kyuhyun datar tapi cukup membuatku shock,
pria ini. Jinjja!
“Jinjjayo????
Aaaaaah selamat berusaha, Hwaiting!!”
dengan senyum ceria, Ahra eonni
menyemangati kami, lalu ia berbalik meninggalkan ruangan ini sambil
bersenandung riang.
*****
Ah bencana macam apa lagi ini?
Ahra eonni benar-benar gadis yang
mengerikan. Dia hanya memberiku sepotong gaun tidur, ah ani tapi sepotong lingerie yang sangat mengerikan
“Adik
Ipar, bersenang-senanglah.
Ah,
aku sudah menyiapkan gaun tidur special untukmu.
Dan
untuk pakaian besok, kau jangan khawatir
Pelayan
akan mengantarkannya besok pagi.
Have
Fun ^^”
Aku melemparkan ponselku kesal
setelah membaca pesan dari Ahra eonni.
Ish, benar-benar menyebalkan.
Aku hanya bisa duduk termenung di
pinggir tempat tidur, masih mengenakan gaun pengantin. Mulai saat ini sepertinya hidupku tidak akan semudah
dulu.
-T B C-