KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah bahasa Indonesia, Aisyatul Alifah, S.Pd. yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, kepada orang tua penulis yang telah mendukung baik secara moril maupun materiil, dan kepada semua orang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih ada kekurangan, harapan penulis ada kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya. Dan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kita mendengar orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi. Padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan resmi tentang tata bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia sudah diberikan sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Namun, kesalahan penggunaan tata bahasa Indonesia masih sering terjadi, bahkan berulang kali.
B. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ini adalah:
a. Apakah yang dimaksud dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
b. Bagaimana sejarah terbentuknya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
c. Apa saja ragam EYD.
C. Tujuan
Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita mudah dalam berkomunikasi dengan adanya suatu tata bahasa baku dan dapat dimengerti oleh semua golongan masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada tanggal 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditanda tangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tunn Hussien Onn, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tersebut tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Pada tanggal 19 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972 berlaku sistem ejaan latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan surat putusannya No. 0196 Tahun 1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah"
B. Kaidah Penulisan Huruf
a. Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
1. Huruf pertama pada awal kalimat
Contoh: Kerusakan hutan semakin lama semakin bertambah parah.
2. Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh:
Allah
Alquran
Tuhan Yang Maha Esa
Islam
Kristen
Hindu
Budha
3. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung
Contoh:
"Dulu yang mempunyai sumber informasi ilmiah hanyalah dosan. Kini, sumber belajar banyak, mahasiswa dapat memilih yang terbaik"
4. Huruf pertama yang menyatakan gelar kehormatan
Contoh : Sultan Hamengkubuwono X
Mahaputra Mohamad Yamin
5. Huruf pertama nama orang
Contoh: Nugroho Imam Santosa
6. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang
Contoh: Dokter Karyanang Hermawan
Tetapi jika tidak diikuti nama orang, huruf besar tidak dipakai.
Contoh: Beliau adalah seorang gubernur
7. Huruf pertama yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa
Contoh:
bangsa Arab
bahasa Indonesia
8. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa bersejarah
Contoh: tahun Masehi
bulan Oktober
Idhul Fitri
9. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi
Contoh:
Danau Toba
Jalan Jenderal Sudirman
10. Huruf pertama yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintahan, ketatanegaraan, dan dokumen resmi, termasuk juga singkatan
Contoh:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
11. Huruf pertama kata singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh: Dr (dokter)
Ny (nyonya)
12. Nama produk (karya) seni
Contoh: ketoprak Mataram
legong Bali
b. Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (kapital)
Contoh: kunci inggris
pisang ambon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar