Tampilkan postingan dengan label Miss Dinar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Miss Dinar. Tampilkan semua postingan

Senin, November 15, 2010

Miss Dinar Part 3

Seminggu telah berlalu sejak Dinar menerima email Asta.
Tapi setelah itu Asta tidak mengirim email lagi. Tapi kali ini Dinar tidak uring-uringan lagi karena dia tahu kalau Asta sedang sibuk.

Hari minggu, masih pagi dan turun hujan pula!
Dinar yang sudah punya rencana bareng teman-temannya (Lily, Desy, dan Asty) mau pergi ke water park [kek anak kecil ye? :D] dengan amat sangat terpaksa membatalkan rencana mereka.

Akhirnya Dinar hanya di rumah saja, bareng adeknya, Bintang yang masih berumur 3 tahun, dan mba Fitri, baby sitternya Bintang, serta mbok inah, pembantu keluarga. Sementara Ayahnya sedang tugas ke luar kota dan Ibunya sedang nemenin tante Cella, adik ibu Dinar yg baru melahirkan.
Sebenarnya Dinar sedikit bete karena harus di rumah saja! Bareng Bintang, yang meskipun menggemaskan tapi bandel, dan suka mengekor ke mana pun Dinar melangkah.
Dan Dinar pun memutuskan untuk diam di kamarnya saja. Sesekali Bintang menyusulnya, dan Dinar langsung meminta mba Fitri untuk membawanya maen di ruang keluarga dengan alasan dia lagi sibuk ngerjain tugas! (hagh! Ngeles dia, padahal lagi ngecek email, salah satu kegiatan wajib Dinar)

Instrument 'Kiss The Rain'nya Yiruma mengalun di ponsel Dinar, Lily menelponnya. Segera Dinar menekan tombol yes.
"Hai!" teriak Dinar
"Salam dulu napa Din?" protes Lily dari seberang sana.
"hehehe, maaf buuu. Assalamualaikum........" Dinar menggaruk kepalanya yang seratus sepuluh persen nggak gatel.
"Waalaikumsalam" jawab Lily dengan riang.
"Eh Din, gw ma anak-anak maen ke rumah lo aja ya!" lanjut Lily
"Silahkan saja, pintu rumah ortu gw selalu terbuka lebar buat kalian" Ucap Dinar girang, akhirnya ia ada yang nemenin juga.
"Ya, udah. Lo tunggu aja di rumah. Ni gw masi nunggu Desy ma Asty. See you" tuuuuuuuuuuth.......belum sempat Dinar menjawab, Lily sudah mematikan telponnya.

Dinar langsung lari ke dapur, minta mbok Inah nyiapin minuman. Untung hujan mulai reda, jadi Dinar bisa pergi ke mini market yang ada di dekat rumahnya untuk beli cemilan.

Dan di saat akan keluar itulah, Bintang melihat Dinar dan merengek untuk ikut. Jadinya Dinar pergi ke mini market bareng Bintang dan mba Fitri.
Dinar menggandeng adiknya itu, diikuti mba Fitri.
"Aduh mb Dinar, jalannya jangan cepet-cepet. Kasian itu adek Bintangnya mba" teriak mba Fitri yang tertinggal di belakang Dinar dan Bintang.
"Ye mba Fitri, itu kamu yg jalannya mirip keong. Bintang malah lari-lari nih" jawab Dinar sambil ngikik liat mba Fitri yang lari tergopoh-gopoh menyusul mereka.

Sampai di mini market Dinar langsung dipalak es krim 2 kotak oleh adiknya, Bintang.
"Aduh dek, jangan banyak-banyak. Uang kakak nanti habis" keluh Dinar saat meliha Bintang mengambil 2 kotak es krim dibantu oleh mba Fitri.
"Kayo uang kakah habist nyanti minta mamah yagi" seru Bintang.
Dasar anak kelewat cerdas, baru 3 tahun tapi udah pinter ngeles, keluh Dinar dalam hati.
Akhirnya, dengan sangat terpaksa Dinar menuruti keinginan adiknya.

Pulang dari mini market, Dinar melihat yaris merah milik Desy sudah terparkir di halaman rumahnya.
"Ada teman-teman kak Dinay" teriak Bintang sambil berlari masuk ke rumah begitu melihat mobil Desy. Bintang memang hapal betul dengan Lily, Desy, dan Asty.
Dan paling lengket sama Desy karena sering dibawain jajan kalo Desy main ke rumah Dinar.
Memang Desy sangat senang sama Bintang, karena dia anak tunggal. Dan kalo Dinar berbuat semena-mena terhadap Bintang, Desy langsung memarahi Dinar.
"Lo tu mesti bersyukur Din, punya adek kayak Bintang" adalah kata yang selalu diucapkan Desy ketika melihat Dinar mulai berbuat jahil terhadap Bintang.

"Kaaaak Deciiiiii" teriak Bintang menghambur ke pelukan Desy, padahal mulutnya belepotan es krim coklat.
"Eh Bintang, wah masih makan es krim. Hmmm.....baju kakak jadi coklat ya" ucap Desy halus, ketika melihat atasannya yang berwarna putih belepotan es krim.
"Maaf ya kak Deciiii" ucap Bintang dengan nada sedih yang membuat siapa pun yang suka anak kecil pasti ingin mencubit pipinya saking gemasnya.

"Kamu pake baju gw aja dulu Des. Sana nyari sendiri di lemari gw" ucap Dinar.
"Pasti" jawab Desy sambil beranjak menuju kamar Dinar. Sementara Bintang sudah diajak mba Fitri untuk mandi karena tubuhnya penuh lelehan es krim.

Kamis, Mei 06, 2010

Miss Dinar part 2

Pukul 13.00
Dinar keluar kelas, meski hari ini bukan kuliah kesukaannya, tetapi Dinar menjalaninya dengan ikhlas (ga biasanya).
Hal ini tentu karena ia baru menapatkan balasan email dari 'heart'nya dia, Asta.
"Dinar!" sebuah suara datang dari arah belakang Dinar, tapi ia tidak menoleh. Dinar hafal betul suara sahabat-sahabatnya. Lily yang lembut namun tegas, Desy mendayu, dan Vita yang cempreng. Kali ini Vita yang memanggil, makanya Dinar jalam mulu, karena kebiasaan, dia hobi menggoda Vita, temannya yang berambut lurus sebahu.

"Ikh, sebel gue sama loe Din! Selalu aja kalo dipanggil, maen jalan ajah!" sungut Vita ketika sudah berhasil menyusul Dinar.
"Apa??? Loe kalo manyun tambah cantik deh, mirip ikan terompet, hihihi" goda Dinar
"Elo tu ketawanya mirip mak lampir!" bales Vita
"Gue bukan mak lampir lagi, tapi kuntilanak, mana ada mak lampir secantik gue" Dinar narsis.
"Ampun deeeh, narsisnya minta ampun ni anak" Desy dan Lily yang berhasil menyusul mereka (Dinar+Vita) berbarengan ngejitak kepala Dinar.
"Aduh, jangan jitak pala gue! Ini aset berharga tau!" Dinar mengusap kepalanya yang dijitak.
"Hallah! Lebay......." Vita menimpali
lalu beberapa detik kemudian dibarengi derai tawa mereka berempat.
-
Seperti biasa, setelah pulang kuliah, empat sekawan ini (Dinar, Lily, Desy, Vita) selalu makan bersama di kedai kaki lima yang ada di pinggir alun-alun kota.
Tibalah mereka di tempat favorit mereka, kedai es campur mang Ali.
Sambil menunggu pesanan datang, mereka berempat mengobrol, ngobrol apa saja, bahkan diselingi rumpi-rumpi yang nggak penting (cewek banget ya......^_^)
Tapi obrolan siang itu kebanyakan seputar kembalinya Dinar seperti biasanya.
Dinar yang cerewet, rame, dan sedikit usil.
(sebenernya sih ga sedikit, tapi banget!)

"Gue seneng banget loe udah kembali ke jalan yang benar Din" celetuk Vita sambil asik menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.
"Yeee,,, apaan ni, emang kemaren gue tersesat ke jalan yang salah apa!" kini Dinar asik mengaduk-aduk es telernya.
"Idih ni anak nggak ada nyadar-nyadarnya ya!" Desy menimpali
"Sadar nggak sebulan belakangan ini Loe udah bikin kita-kita kewalahan" sambung Desy.
"Iya, emang. Tapi syukurlah sekarang Miss Dinar udah dapat jalan yang terang" Lily yang dari tadi asik mengunyah roti bakar akhirnya angkat bicara juga.
"Iya deh, maap-maap" Dinar nyengir.
Waktu siang mereka terasa cepat berlalu, ternyata sudah hampi jam 15.30!
Akhirnya mereka pun kembali ke kediaman masing-masing.

Malam harinya, pukul 20.00 WIB, di rumah Dinar.
Ponsel Dinar menjerit, membuat Dinar yang sedang asik menekuri novel terkaget.
Ketika melihat tulisan 'Mi Amo' di layar ponselnya muka kaget Dinar berubah menjadi girang bukan maen.
'Asta' ucap dinar dalam hati.
"Hallo" ucap Dinar mengawali obrolan lintas negara itu :D
"Hi, how are you dear?" terdengar suara yang sangat dirindukan Dinar
"I'm fine. You?"
"me too. Aku rindu kamu" kata suara di seberang sana
"aku ju......."
"aku tau, di setiap email kau mengatakannya" potong Asta.
Dinar tersenyum
"Kau tersenyum? Aku ingin sekali melihatnya" lanjut Asta
"Kalau begitu ke sini" jawab Dinar.
"untuk saat ini belum bisa. Tapi, minggu depan mungkiiin..........." terdengar nada gembira di seberang sana.
"really???" Dinar kaget saking senengnya, rasa rindu akut terhadap kekasihnya akan segera terobati.
"Yah, daddy telah mengijinkanku berlibur, ini karena usahaku yang keras membantu beliau di perusahaan"
"I'll be waiting" ucap Dinar pendek
"Tidak sabar rasanya untuk bertemu Miss Dinar-ku" Asta bersemangat,
satu jam sudah mereka ngobrol via telepon,
"Di situ sudah malam, tidurlah" bujuk Asta
"baru pukul 9 malem kok, nggak masalah" hindar Dinar, ia masih ingin bicara banyak dengan Asta (lupa, soal biaya)
"Nanti jam 5 aku ada meeting, aku juga harus mempersiapkannya, kalo berantakan, aku tidak jadi liburan nanti" bujuk Asta
"Baiklah" akhirnya Dinar menyerah.
"selamat malam, have a nice dream. Aku mencintaimu" ucap Asta sebelum mengakhiri telepon
"Seperti aku mencintaimu" Lalu Dinar menutup telpon.
Sepertinya malam ini Dinar akan tidur nyenyak.
-

Selasa, April 27, 2010

Miss Dinar

-
Hari ini saia bener-bener lagi sebel!!, sebel sesebel-sebelnya.
Sampai rasanya pengen ngunyah-ngunyah orang.
Liat aja nanti, kalo dia sampe ga bales emailku lagi. Aku bakal pergi dari hidupnya buat selama-lamanya
Titik
-
Beberapa hari ini Dinar memang lagi uring-uringan.
Kemarin saja, adiknya- Bintang- jadi sasaran kemarahannya seharian.
Dan hari ini, giliran laptopnya yang dapat giliran.
Puluhan kali Dinar membuka dan menutupnya, belum lagi ketika dia menekan tut-tut keyboardnya tanpa perasaan.
Seakan tidak cukup sampai disitu, beberapa hari belakangan ini wajah cantiknya menjadi semakin kusut karena keseringan manyun.
Akibatnya, teman-temannya (vita, desy, dan lily) jadi kerepotan karena harus terus menjaga mood Dinar agar tetap bagus.
Mereka bahkan telah menetapkan satu kata yang 'tabu' jika diucapkan sampai terdengar telinga Dinar yang lagi sensitif bila mendengar kata 'tabu' tersebut:
ASTA,
ya Asta, kata- lebih tepatnya sebuah nama- yang bila disebut di dekat telinga Dinar, pasti akan langsung memicu sisi liarnya, menjadi marah dan tak terkendali.
Julian Prasta Aquiro, cowok blesteran jawa-spanyol, yang bukan lain adalah cowok Dinar-sejak SMA kelas 1 sampai sekarang Dinar kuliah semester 4- yang lebih memilih menjalani hubungan long distance dengan Dinar karena harus mengikuti keluarganya yang kembali ke Barcelona.
Sudah hampir dua tahun mereka menjalani hubungan jarak jauh, awalnya semua masih terasa sama, tapi akhir-akhir ini Dinar jadi bete karena tak satupun email yang dikirimnya sebulan belakangan mendapat respon dari sang pujaan hati. Akibatnya, dia jadi sering uring-uringan. Mau telpon ga bisa, mahal.

Pagi ini, masih dengan tampang kusut Dinar berangkat ke kampus. Mengendarai motor matiknya, menembus jalanan kota yang rame bukan main dengan segala jenis kendaraan.
Sesampainya di kampus, Dinar langsung mencari lokasi ternyaman.
Di bawah sebuah pohon yang berada di depan fakultasnya, fakultas sastra.
Dia membuka laptopnya, dan mengecek email (tetep ya......... ",)
Ketika sedang asyik mengutak-atik laptopnya, Lily-sahabatnya yang berkaca mata- datang dan mengagetkannya.
"Woiiii!" teriak Lily dari belakang Dinar.
"Eh aduh!!!!" teriak Dinar saking kagetnya.
"Sialan loe! Masih pagi udah bikin orang jantungan aja!" sambung Dinar.
"Ah segitunya, ga apa-apa lagi! Buktinya loe masih sehat dan ngecek email dari........." Lily tidak melanjutkan kata-katanya ketika sadar ia hampir mengucapkan kata 'tabu' itu.
"Apaa?!!!" bentak Dinar sambil melotot.
"Nggak kok........." elak Lily sambil nyengir.
"Elo mau bilang apa tadi? Ngaku!" paksa Dinar, tapi kini ada nada sedikit menggoda.
"Ikh elo ya Din, bikin gue takut aja. Tapi,,,,,,, beneran nih gue boleh bilang.........."
"Apa? Lo mau bilang 'dari Asta' kan Lil?" potong Dinar
"Wah jadi nggak apa-apa ya? Tumben, ada apa neng?" tanya Lily yang heran melihat reaksi Dinar.
Dinar hanya menjawab dengan senyuman, dan mengarahkan laptopnya pada Lily.
Dan di sanalah, di inbox email Dinar, terdapat sebuah tulisan,
sebuah email:
-
Dear My Lovely Dinar,
Miss Dinarku, yang kelak akan menjadi Miss Asta Aquiro :)

I'm so sorry,
Lo siento mucho.
I can't respons your email.

My Dinar,
tenang, tarik napas, :)
aku masih di sini.
Aku tidak ingin kau pergi dari hidupku. Jangankan untuk selama-lamanya, untuk satu detik pun aku tidak akan mengizinkan.
Jadi, please jangan pernah berpikiran seperti itu lagi.

Maaf, sebulan ini aku benar-benar sibuk. Sekarang aku sudah mulai membantu Daddy di perusahaan beliau.
Kami sedang menangani big tander. Do'akan saja ya supaya kami berhasil dan aku bisa segera berlibur. Dan aku bisa ke Indonesia, to see you.
Sekarang tenang ya, aku pasti akan merespon email kamu. Tapi tidak setiap hari.
Oke, baik-baik ya kamu di sana.

Te quiero siempre
Love U Always
-Asta-
-
"Ouw, ouw, ouw jadi ini yang membuat Miss Dinar jadi full of happiness?" Lily mencicit.
"hehehe, ayo kita ke kelas" Dinar menarik lengan Lily.
"Yakin mau masuk nih, hari ini kuliah Mr. Barner loh" goda Lily
"Biar saja lah, mumpung hari ini moodku sedang baik. Tapi, mana Vita dan Desy?" tanya Dinar ketika menyadari dua sahabatnya yang lain tidak ada.
"Mereka sudah ke kelas terlebih dulu, tau kan untuk sekedar jaga-jaga" Lily nyengir kuda
"Benarkah? Apakah aku separah itu? Ouh, jahatnya aku" mimik muka Dinar dibuat semenyesal mungkin, tetapi gagal total.
Sedetik kemudian, mereka berdu'a pun tertawa, dan pergi meninggalkan taman.