Senin, Februari 10, 2014

[Fanfiction] When The Lover's Coming


Judul
:
When The Lovers Coming
Author
:
Indah Mulya Wahyuningrum (Dhelind)
Main Cast
:
1.       Cho Kyuhyun
2.       Shin Hyun Young ( OC.)
Support Cast

1.       Kang Hyojin
2.       Cho Ahra
3.       Choi Siwon
4.       Shin Saera (OC)
5.       Kim Hyeri (OC)
6.       Shin Hae Young (Hyun Young appa)
7.       Shin/ Min Hyunjin (Hyun Young eomma)
8.       Cho Young Hwan (Kyuhyun appa)
9.       Cho/ Kim Hana (Kyuhyun eomma
10.   Other
Genre
:
Romance
Rating
:
PG-17
Author Notes
:
Cerita ini hanya sebuah fanfic, semua cast adalah milik Tuhan dan diri mereka masing-masing.
Apabila ada persamaan cerita dan alur atau apapun itu, percayalah author tidak ada unsur kesengajaan apapun.
Cerita ini murni dari pemikiran author yang terlalu menyukai pria evil bernama Cho Kyuhyun.

DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE TANPA SEIJIN SAYA

Summary: Cinta, suatu hal yang bisa membawa kebahagiaan yang membuat seseorang mampu bertahan menghadapi segala masalah yang datang. Akan tetapi jika cinta yang datang padamu membawa kepedihan, akankah kau akan tetap bertahan?

PART 1

Andwae eomma, naega shireo!” jerit seorang gadis di hadapan seorang perempuan cantik berumur 42 tahun yang merupakan ibundanya. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Merasa kesal dengan apa yang baru saja diutarakan oleh sang ibu. ‘Perjodohan’ Shin Hyun Young -gadis tersebut- mendengus pelan ketika sang ibu mengatakan bahwa dia telah dijodohkan dengan putra rekan bisnis sang ayah. Yang benar saja, di zaman yang serba modern seperti ini masih ada hal semacam itu.

“Young-ah, cobalah untuk bertemu dengannya dulu eo?” bujuk sang eomma agar Hyun Young bersedia menerima perjodohan yang dilakukan.

Shireo eomma, aku masih muda. Dan aku masih cukup mampu untuk mencari pasangan untuk hidupku.” Hyun Young menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di ruang keluarga tersebut. Ia merasa sangat kesal, karena tadi ibunya menelpon dan menyuruhnya untuk segera pulang karena ada masalah penting yang harus dibicarakan. Jika dia tau ‘masalah penting’ yang dimaksud oleh ibunya adalah masalah perjodohan, tentu ia akan lebih memilih untuk tetap berada di kampus bersama dengan teman-teman kuliahnya.

Eomma tidak mau tau, pokoknya nanti malam kau harus ikut eomma dan appa makan malam bersama rekan bisnis appa.” Ny. Shin, eomma Hyun Young, jadi ikut-ikutan kesal karena sikap keras kepala Hyun Young. Setelah itu, beliau berlalu pergi dari hadapan Hyun Young, berjalan menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya yang ada di lantai dua kediaman mereka.Saat di tengah-tengah tangga, beliau berhenti dan menoleh ke arah Hyun Young yang masih tetap pada posisi semula, duduk di sofa ruang keluarga.

“Jam 7 malam nanti kau harus sudah siap, dan jangan coba-coba untuk kabur. Jika appamu marah, eomma tidak akan membelamu lagi!” ancam sang ibu, setelah itu beliau melanjutkan langkah anggunnya menaiki anak tangga.

Lagi-lagi, Hyun Young hanya bisa mendengus kesal. Ia tau ancaman eommanya tadi tidak main-main. Terakhir kali ia mangkir dari acara makan malam bersama keluarga pria yang akan dijodohkan dengannya dulu, sang appa membuatnya tidak bisa pergi kemana pun selama satu bulan penuh, termasuk untuk pergi kuliah.

*****

-7 p.m at The Ritz Carlton Resto-

Dan di sinilah Hyun Young berada sekarang. Di sebuah restoran mewah yang terdapat di salah satu hotel berbintang. Di sebuah private room yang telah dipesan oleh keluarga Cho. Hyun Young duduk di antara ayah dan ibunya, menghadap sebuah meja makan berbentuk persegi panjang. Di hadapan mereka, juga duduk sepasang suami istri, yang merupakan pasangan suami-istri Cho, orang yang mungkin akan menjadi mertua Hyun Young.

Aigoo, putrimu sangat cantik Hyunjin-ah,” ucap nyonya Cho, memanggil nama ibu Hyun Young. membuat Hyun Young berpikir ‘bagaimana mereka bisa seakrab ini?’

Kamsahamnida Eonni,” jawab ibu Hyun Young.

Nyonya Cho lagi-lagi tersenyum ke arah Hyun Young, masih dengan tatapan kagum pada gadis tersebut.

“Hyun Young-ah, kalau bibi boleh tau, berapa umurmu sekarang?”

“20 tahun , Bibi,” jawab Hyun Young seraya balas tersenyum ke arah nyonya Cho.

Entah mengapa Hyun Young merasa bosan, dia merasa menyesal menuruti perintah eommanya yang menyuruh ia untuk duduk di tengah-tengah eomma dan appanya tadi. Sementara, sekarang dia hanya bisa diam memperhatikan kedua orang tuanya berbincang akrab dengan tuan dan nyonya Cho tanpa minat.

Tiba-tiba, pintu private room tersebut terbuka, muncullah seorang pelayan pria yang membukakan pintu tadi, kemudian ia mempersilahkan seorang pria muda yang berjalan di belakangnya untuk masuk ke dalam. Semua orang yang sudah berada di dalam private room terlebih dahulu, termasuk Hyun Young otomatis langsung menoleh ke arah pintu.

“Ah uri Kyuhyun sudah datang,” pekik nyonya Cho menyambut kedatangan sang putra, yang akan dijodohkan dengan Hyun Young.

Hyun Yoong sempat tertegun ketika melihat pria bernama Cho Kyuhyun tersebut. Dia akui bahwa pria yang saat ini sedang berjalan ke arah meja makan mereka itu tampan, sangat tampan. Saat sudah di dekat mereka Kyuhyun membungkukkan badannya.

Jongseohamnida, saya terlambat,” ucapnya seraya tersenyum ke arah kedua orang tua Hyun Young dan orang tuanya. Namun, saat melihat Hyun Young, senyumnya pudar, diganti oleh tatapan datar dengan ekspresi yang sulit untuk ditebak. Lalu nyonya Cho berdiri dari duduknya, dan menyuruh Kyuhyun untuk duduk di kursi yang tadi ditempatinya. Sementara beliau pindah ke kursi yang ada di hadapan ibu Hyun Young.

Makan malam kedua keluarga itu terasa hangat, bagi kedua orang tua. Sementara Hyun Young hanya diam. Dan Kyuhyun sesekali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh appa Hyun Young. Gadis itu tidak tertarik sama sekali, karena permasalahan yang mereka bicarakan hanya seputar bisnis.

“Young-ah, kenapa kau diam saja?” Tanya nyonya Cho yang sedari tadi sebenarnya memperhatikan Hyun Young yang hanya memainkan sendok makanan penutup mereka. Hyun Young yang merasa ditanya, langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum ke arah nyonya Cho

“Gwencanha, bibi.” Singkat sekali, lalu ia kembali menekuni tiramisunya, tanpa berniat untuk menyendokkannya sedikit pun ke mulut.

“Tuan Shin, sebaiknya mereka segera bertunangan. Sepertinya istriku sudah sangat menyukai Hyun Young. bukan begitu Yeobo?” Nyonya Cho tersenyum penuh semangat menanggapi pertanyaan suaminya barusan. Sementara Hyun Young hampir tersedak, karena pada saat tuan Cho mengatakan ‘segera bertunangan’ ia sedang minum. Ia melirik ke arah Kyuhyun yang duduk dihadapannya, ingin tau bagaimana reaksi pria tersebut. dan lagi-lagi Hyun Young hanya menemukan ekspresi datar.

“Sebaiknya kita tanyakan pada anak-anak terlebih dulu tuan Cho. Bagaimana Kyuhyun-ah?” kini giliran appa Hyun Young bertanya pada Kyuhyun.

“Ah, saya ikut saja dengan rencana para orang tua,” ucap Kyuhyun yang membuat Hyun Young terperangah. Seharusnya pria ini berusaha menolak, atau setidaknya berusaha mengulur waktu pertunangan mereka.

“Bagaimana dengan Hyun Young?” kini appa Kyuhyun yang bertanya.
Hyun Young bingung harus menjawab apa. Dia hanya bisa meremas ujung dress selutut yang ia kenakan.

“Dia akan menurut juga.” Sang eomma yang gemas dengan tingkah Hyun Young membantu menjawab pertanyaan untuk Hyun Young.

“Baiklah, kalau begitu, dua hari lagi anak-anak kita akan bertunangan,” jerit nyonya Cho bersemangat.

*****

Hyun Young benar-benar tidak menyangka bahwa dua hari lagi yang diucapkan nyonya Cho benar-benar serius. Ia kira nyonya Cho hanya bercanda, karena setelah pertemuan itu, beliau tidak menghubungi Hyun Young atau keluarganya. Atau memang ia yang tidak tau bahwa persiapan pesta pertunangan dilakukan tanpa sepengetahuannya. Dan sekarang, ia terpaksa meninggalkan kelas anatomi fisiologinya karena sang calon ibu mertua menelponnya untuk segera bertemu.

Hyun Young adalah putri tunggal seorang pengusaha properti, Shin Hae Young. Sementara ibunya adalah seorang designer yang cukup terkenal di Korea, Shin Hyunjin. Tapi minat dan bakat Hyun Young jauh dari kedua orang tuanya. Ia lebih tertarik di bidang kesehatan, karena itu ia memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Kini dia tercatat sebagai salah satu mahasiswa fakultas kedokteran Seoul National University. Dan dia juga merupakan salah satu mahasiswi cerdas.

Dia sendiri merasa aneh dengan jalan hidupnya. Bagaimana bisa dia yang biasanya akan dengan lantang menolak segala sesuatu yang menurutnya konyol- termasuk masalah perjodohannya dengan pria tampan yang belum dikenalnya dengan baik itu- hanya bisa diam saja tanpa berusaha memberontak.
Hyun Young merasa bodoh, karena ia sendiri belum mengenal baik Cho Kyuhyun-calon tunangannya- bahkan mengetahui tentang pria tersebut juga baru tadi pagi, dari Shin Saera, sepupunya yang juga berkuliah di SNU.

Dari informasi yang ia dapat dari Saera, dia mengetahui bahwa Cho Kyuhyun adalah salah satu  pria ‘most wanted’, calon ideal seorang suami, bahkan Hyun Young sampai menganga saat sang ‘eonni’-Saera- begitu exited menceritakan segala sesuatu tentang pria tersebut. satu kesimpulan yang bisa Hyun Young ambil adalah, ‘eonninya tersebut mengagumi Cho Kyuhyun.

Saera bahkan mengejek Hyun Young secara terang-terangan karena merasa prihatin bahwa adik sepupunya tersebut tidak tau tentang Kyuhyun. Padahal hampir seluruh gadis di negeri gingseng tersebut mengetahui tentang Cho Kyuhyun. Salah seorang eksekutif muda berbakat, dan yang terpenting dia adalah putra dari Cho Young Hwan, seorang pengusaha kaya (bahkan bisa dibilang terkaya) di Korea Selatan. Pria itu nyaris memiliki segalanya, tampan, cerdas, dan harta melimpah.

*****

Kini Hyun Young berada di boutique sang eomma. Tentunya bersama nyonya Cho.

Eomma, apa harus sampai seperti ini?” jerit tertahan Hyun Young saat mencoba dress berwarna biru buatan sang eomma.

“Kau hanya bertunangan sekali seumur hidup sayang. Dan kau satu-satunya putri eomma. Jadi, kau diam saja dan menurutlah” jawab sang eomma, sambil membenahi beberapa bagian gaun Hyun Young yang sedikit kebesaran dibeberapa bagian. Sepertinya dia telah mengukur tubuh putrinya tersebut dengan benar. Tapi sang putri sepertinya agak kurusan beberapa bulan terakhir ini, mengingat jadwal kuliahnya yang begitu padat, belum lagi praktik di sana-sini menjelang masa akhir kuliahnya.

Omona, neomu yeppuda,” teriak nyonya Cho saat melihat tirai yang menutupi tempat fiting baju tersebut dibuka.

Nyonya Cho lalu berjalan mendekat ke arah Hyun Young. lalu memeluk Hyun Young dengan sangat erat.
“Aku senang akan memiliki menantu sepertimu, terima kasih sudah mau menerima perjodohan ini,” bisik nyonya Cho. Hyun Young sempat tertegun dengan ucapan calon mertuanya tersebut. Entah mengapa ia merasa lega sekaligus senang mendapat perlakuan yang begitu lembut dari sang calon ibu mertua. Meskipun ia belum pernah berbicara secara pribadi dengan Cho Kyuhyun, setidaknya ia bisa tenang jika memiliki ibu mertua yang baik seperti ini.

Nyonya Cho melepaskan pelukannya, berganti dengan menggenggam tangan Hyun Young.

“Ahra pasti senang memiliki adik sepertimu,” lanjut beliau.

“Ahra?” kening Hyun Young berkerut, bingung.

Eo, Ahra. Cho Ahra. Noona Kyuhyun Noona,” jawab Kyuhyun eomma. Masih dengan senyum bahagia tersungging dibibir beliau.
Hyun Young mengangguk-angguk paham. Ternyata Kyuhyun mempunyai seorang noona, ia kira Kyuhyun anak tunggal juga, sama seperti dengan dirinya.

“Ayo ganti bajumu, kita segera makan siang dengan ibumu juga,” ucap Kyuhyun eomma sambil mendorong lembut punggung Hyun Young kembali ke ruang ganti.

*****

Malam pertunangan.

Sesuai keinginan Hyun Young, acara pertunangan dilakukan secara sederhana di kediaman keluarga Shin. Kini Hyun Young sedang duduk di hadapan meja rias di kamarnya. Memandangi wajahnya yang jauh berbeda dari biasanya. Ya malam ini sang eomma sengaja menyuruh penata rias modelnya untuk merias Hyun Young. Ia memandangi pantulan wajahnya di cermin. Make up di wajahnya memang sederhana, hanya sapuan bedak tipis, sapuan blush on yang tipis pula dan lipstick berwarna baby pink di bibir tipisnya.

Gaun berwarna biru dengan indah membalut tubuh rampingnya. Ia memang tidak terlalu tinggi, tapi Hyun Young memiliki kaki indah dan wajah cantik yang akan membuat banyak gadis iri dengan dirinya. Ia memiliki mata lebar yang tidak dimiliki kebanyakan orang Korea, kecuali dengan eyelid surgery. Dengan hidung mancung yang ia dapat dari sang nenek yang merupakan keturunan Italia.
Seapasang pump shoes berwarna senada dengan gaunnya membalut kaki indahnya, semakin menyempurnakan penampilannya malam ini.

Saat sedang diam memandangi wajahnya di cermin, ia menangkap sesosok perempuan muda masuk ke kamarnya. Dengan segera ia memutar tubuhnya menghadap ke arah pintu.

Gadis itu sangat cantik dengan gaun hitam selutut dan stiletto silvernya. Ia berjalan ke arah Hyun Young dengan senyum merekah di bibirnya.

Annyeong, senang akhirnya bisa bertemu denganmu.” Gadis itu langsung memeluk Hyun Young, membuat Hyun Young sedikit berjengit kaget dalam rangkulan sang gadis, yang entah siapa itu, yang tiba-tiba datang dan memeluk dirinya. Menyadari bahwa Hyun Young tidak bereaksi, gadis yang memeluknya itu melepas rangkulannya dari tubuh Hyun Young.

“Cho Ahra imnida.” Gadis yang bernama Ahra, yang merupakan noona Kyuhyun itu mengulurkan tangan, mengajak Hyun Young untuk berjabat tangan.

“Shin Hyun Young imnida.” Hyun Young membalas uluran tangan Ahra, dan keduanya lalu tersenyum bersama.

“Haah, benar kata eomma, Kau sangat cantik Youngie-ya. Bolehkan aku memanggilmu seperti itu?” ucap Ahra, kini dia duduk di ranjang Hyun Young dan berhadapan dengan calon adik iparnya tersebut. Hyun Young hanya mengangguk, mengijinkan Ahra untuk memanggilnya lebih akrab.

“Ah, joha,” lagi-lagi Ahra tersenyum.

“Wah sepertinya kalian sudah akrab sekali,” tiba-tiba terdengar suara Hyun Young eomma. Beliau berjalan ke arah dua gadis yang sedang asyik mengobrol tersebut.

“Ahra-ya, kau dipanggil eommamu,” lanjut beliau lagi.

“Apa acara sudah akan dimulai Bibi?” Tanya Ahra, yang dijawab anggukan oleh eomma Hyun Young.

“Kalau begitu aku turun dulu.” Ahra berdiri dari duduknya, menghampiri Hyun Young dan mencium pipi kanannya. “Sampai bertemu nanti, Adik Ipar” lalu ia keluar dari kamar Hyun Young.

“Bagaimana?” Tanya Hyun Young eomma.

“Bagaimana apanya Eomma?” Hyun Young balik bertanya

“Keluarga Kyuhyun?”

“Mereka sangat baik, bibi Cho, Ahra eonni. Mereka orang-orang yang menyenangkan. Tapi aku tidak tau bagaimana Kyuhyun, sepertinya dia pria yang cukup, rrr…….dingin?” senyum Hyun Young memudar ketika mengingat sikap Kyuhyun saat mereka bertemu dalam makan malam waktu itu.

“Seiring berjalannya waktu, kau akan mengenalnya. Dia tampan, dan eomma yakin dia pria yang baik.” Hyun Young tersenyum ketika mendengar ‘pria tampan’ diucapkan ibunya, kentara sekali jika ibunya itu menyukai Kyuhyun.

“Aku harap juga begitu Eomma,” lanjut Hyun Young.

“Kajja kita turun, acara sudah dimulai.” Hyun Young eomma mengulurkan tangannya pada Hyun Young. setelah itu mereka berjalan menuju lantai bawah.

Acara pertunangan Hyun Young dan Kyuhyun di adakan di taman luas yang ada di halaman kediaman keluarga Shin. Acara hanya dihadiri kerabat dekat dan beberapa rekan bisnis baik, itu rekan bisnis appa Hyun Young maupun rekan bisnis Tn. Cho.

Setelah acara pertukaran cincin selesai, pesta mengalir hangat, beberapa tamu sedang menikmati hidangan sambil berbincang.

*****

Hyun Young POV

Setelah acara pertukaran cincin dilakukan, dan kami- aku dan Kyuhyun- tidak lagi sepenuhnya menjadi pusat perhatian, Kyuhyun mengajakku untuk berbicara berdua. Kini kami berdua berada di samping halaman, duduk di kursi panjang yang ada di sebelah kolam renang.

“Ada yang ingin aku bicarakan Hyun Young-ssi,” ucap Kyuhyun memulai pembicaraan.

“Ne, bicaralah,” entah mengapa aku merasa pria yang duduk di sampingku ini tidak nyaman berada di dekatku.

“Aku tidak akan berbasa-basi. Karena memang aku tidak suka. Aku menerima pertunangan ini bukan karena aku benar-benar menerimanya, apalagi karena aku menyukaimu, tidak. Jadi kau jangan berharap terlalu banyak.” Aku langsung menoleh ke arahnya, cukup shock mendengar ucapannya yang begitu blak-blakan. Oh God, namja ini, meskipun ia tipikal pria yang tidak suka berbasa-basi, tapi setidaknya dia bisa membedakan attitude antara berbicara dengan sesama namja atau ketika sedang berbicara dengan seorang yeoja.

Tapi dengan segera, aku menguasai ekspresi kagetku, dan kembali memasang ekspresi datar. Kau kira hanya kau saja yang bisa berekspresi seperti itu, aku juga bisa Cho Kyuhyun-ssi.

“Dan satu hal yang perlu kau ketahui, aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu,” ucapnya tegas. Aku menoleh ke arahnya, masih dengan ekspresi datarku.

“Ne, aku tau. Kau tak perlu khawatir Kyuhyun-ssi,” jawabku.

“Tapi, sebaiknya setelah ini kau bicara kepada orang tua kita. Bahwa kita tidak akan sampai menikah. Hal itu akan lebih baik jika dilakukan,” lanjutku.

Kyuhyun langsung menoleh ke arahku, sepertinya ia juga tidak kalah shock dengan ucapanku.
“Apa maksudmu?” tanyanya.

“Kau bilang tidak akan mencintaiku kan? Begitu juga aku, jadi lebih baik pernikahan itu tidak pernah terjadi.” Aku balas menatapnya. Namun, aku sedikit kaget melihat tatapan tajamnya yang begitu menghujam.

“Kita akan tetap menikah. Meskipun tanpa dilandasi cinta” aku mendelik ke arahnya, apa-apaan dia? Bilang tidak akan mencintaiku, tapi tetap memaksa untuk menikah. Ckckck

“Lagi pula bukankah kita bisa bercerai setelah beberapa bulan, ah mungkin satu tahun setelah menikah,” ucapnya tanpa beban.

“MWOYA??!!” okey kali ini aku memang tidak bisa mengendalikan ekspresi terkejutku. Bagaimana bisa dia dengan entengnya mengatakan bahwa kita bisa bercerai. Demi apapun, seburuk-buruknya diriku, aku tidak akan menganggap pernikahan sebagai sebuah permainan. Jinjja!

“Kau gila? Kau pikir pernikahan itu suatu hal yang bisa dipermainkan?” tanyaku.

“Aku tau, tapi kita tidak bisa menghentikan rencana pernikahan kita yang sudah tersusun rapi…… Tunggu dulu, kau belum tau bahwa persiapan pernikahan sudah diatur oleh keluargaku dan keluargamu?” kuakui Cho Kyuhyun adalah pria menawan, tapi aku benci ekspresi wajahnya yang kelewat datar itu.

Lagi-lagi aku shock mendengar pertanyaannya. Apa tadi yang dia katakan? persiapan pernikahan sudah dilakukan?

“Jangan bercanda Kyuhyun-ssi.” Pekikku dengan nada tertahan.
Malam ini, aku akan bisa lebih gaket seperti apa lagi?

“Persiapan pernikahan sudah dilakukan, sudah mencapai 98%, setauku.  Dan undangan juga sudah di sebarkan. Satu-satunya hal yang belum dilakukan adalah fitting baju pengantin,” lagi-lagi aku kaget dengan perkataan Kyuhyun. Aku sangat bersyukur bahwa tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Sehingga aku tidak langsung pingsan di tempat saking kagetnya.

“Jadi, sekeras apapun kita menolak. Hasilnya tetap tidak akan berubah. Pada akhirnya kita akan tetap dinikahkan,” lanjutnya.

Kami kembali terdiam, aku bingung. Bagaimana bisa aku menikah dengan pria yang tidak mencintaiku. Aku sebagai perempuan sangat sadar. Bahwa kebanyakan kaum kami akan mudah jatuh cinta saat terbiasa hidup bersama. Bagaimana jika pada akhirnya aku yang jatuh cinta padanya? Andwae! aku menggeleng-gelengkan kepalaku, berusaha mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba datang.

“Jadi, sebaiknya kita bekerja sama. Kita bisa berpura-pura memiliki hubungan baik, kalau perlu saling mencintai, lalu kita menikah. Kemudian kita berpisah, selesai. Dan hidup kita akan kembali seperti semula. Sesuai jalan kita masing-masing.” Lagi-lagi hanya ada nada datar yang terselip dalam ucapnya.

Aku menyerah, terlalu lelah untuk berpikir. Seperti yang Kyuhyun ucapkan tadi, akan sia-sia saja jika menolak.
“Terserah kau saja.” Aku langsung berdiri lalu meninggalkan Kyuhyun, terlalu lama di sini akan membuat orang tua kami dan para tamu curiga.

Aku bergabung bersama Ahra eonni yang sedang berbincang dengan Saera eonni juga seorang pria yang ku kenal sebagai Choi Siwon, putra pemilik Hyundai Group. Mereka terlihat akrab sekali.

Ya, dari mana saja kau?” teriak Saera eonni begitu mereka melihat aku berjalan ke arah mereka. Kudengar samar-samar, Kyuhyun juga mengikuti berjalan di belakangku.

“Mencoba mengakrabkan diri dengan TUNANGANKU,” ucapku sekenanya, dengan menekankan kata tunanganku.

“Eiiiiiiy, kalian berdua benar-benar! Jangan terlalu banyak berduaan, dan Kau Kyuhyun-ah, sepertinya kaulah yang tidak sabaran” teriak Ahra eonni, yang membuat Kyuhyun mendelik kesal ke arah noonanya tersebut.

Noona-ya, Kau tau aku orang yang sangat sabar bukan. Jangan bicara sembarangan,” geram Kyuhyun yang kini berdiri di sampingku.

Aish, aku tidak peduli. Yang jelas satu minggu lagi aku akan memiliki yeodongsaeng” ucap Ahra eonni tidak peduli.

Satu minggu lagi? itu berarti aku akan menikah satu minggu lagi??? Oh My God! Kepalaku langsung pusing. Keluargaku dan keluarga Cho memang menyebalkan, seenaknya menjodohkan kami, seenaknya pula menentukan pernikahan kami.

*****

Dan benar saja, setelah acara pertunangan aku disibukkan dengan persiapan pernikahan. Mulai dari fitting baju dan melihat gereja serta gedung resepsi. persiapan sudah mencapai 100%. Tapi, Ahra eonni dan eommonim –bibi Cho melarangku untuk memanggilnya dengan ‘bibi’ lagi- selalu merecokiku dengan berbagai macam perawatan pranikah. Padahal aku harus mengurus persiapanku mengikuti koas. Dan itu menyebalkan.

Hari ini, H-2 jelang pernikahanku. Akhirnya aku bisa terlepas dari jerat calon ibu mertua dan kakak iparku, sehingga aku bisa pergi ke kampus mengurus persiapan koas.

Saat ini aku berada di cafeteria kampus bersama Kim Hyeri, salah satu teman terdekatku, karena kami memang sudah berteman sejak di senior high school. Dia juga seorang calon dokter sepertiku, hanya saja dia adalah calon dokter gigi.

“Haaaaah, aku masih tidak percaya dua hari lagi kau akan menikah Young-ah, ucap Hyeri, ia menyendokkan ice cream coklat ke mulutnya.

“Aku juga,” ucapku singkat sambil mengaduk-aduk orange floatku.

“Dan yang lebih membuatku kaget adalah calon suamimu. Sejak kapan kau kenal dengan ‘putra mahkota’ kerajaan bisnis keluarga Cho?” Hyeri meletakkan sendok ice creamnya, lalu mulai bicara serius denganku.

Aku memang belum bercerita jika pernikahan kami akibat perjodohan. Hyeri mengetahui pernikahanku pun dari undangan yang disebar sejak H-1 pertunanganku, yang tidak kuketahui sama sekali. Dan baru hari ini dia bisa menginterogasiku, karena memang sejak hari pertunangan sampai H-2 jelang pernikahanku ini kami baru bisa bertemu.

“Kami belum lama kenal Hyeri-ya, jawabku.

“Eh? tunggu dulu, maksdumu, kalian dijodohkan?” Tebakan Hyeri tepat sekali.

“Ya begitulah.”

“Hah, tapi dia memang tampan sih. Jadi kurasa tidak masalah. Lagi pula kau kan tidak punya kekasih, atau orang yang sedang kau sukai. Jadi itu tidak masalah,” timpal Hyeri, dasar menyebalkan.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, nomor tak dikenal. Siapa? Sudahlah, tidak usah diangkat.

“Kenapa tidak diangkat?” Tanya Hyeri yang melihat aku meletakkan kembali ponselku tanpa mengangkatnya.

“Nomor tidak dikenal, akan aku jawab jika menelpon lagi,” jawabku cuek. Lalu kembali melanjutkan makan spaghetti bolognaseku yang sudah mulai mendingin. Benar saja nomor tadi menelponku lagi.

Yeobseo?” sapaku.

“Bisa kita bertemu?” eh siapa dia?

Nuguseyo?” tanyaku bingung, tapi dari nada bicarannya seperti,,,,,,,,,,,,,,

Naega, Cho Kyuhyun. Kau tidak punya nomor telponku?” tebakanku benar, ternyata ‘tunanganku’ yang menelpon.

Nuguya?” Hyeri bertanya tanpa mengeluarkan suara.

“Kyuhyun,” jawabku juga dengan suara lirih seraya menjauhkan ponsel dari telinga. Hyeri mengangguk-angguk.

Yeobseo, Kyuhyun kembali bersuara karena aku tidak kunjung menjawab pertanyaanya.

Eo, aku tidak punya nomormu. Waeyo Kyuhyun-ssi?” tanyaku.

“Kau sedang sibuk tidak? Apa kita bisa bertemu?” tanya dari seberang telpon.

Anhi, aku sedang tidak sibuk. Bertemu di mana?”

“Di Kona Bean Caffe, kau tau kan?”

“Apakah penting?” aku sedikit berbasa-basi, meskipun sedang tidak sibuk, tapi aku tidak akan menerima ajakannya dengan begitu saja.

“Aku akan mengenalkanmu pada seseorang” jawabnya.

Nugu?” tanyaku lagi

“Kau akan tau sendiri nanti saat datang ke Kona Bean. Jadi aku tunggu. tuuut…tuuut…” lalu dia memutus sambungan telpon begitu saja. Jinjja Cko Kyuhyun. Aku langsung mengemasi buku-bukuku yang berserakan di meja cafeteria.

“Yak, yak, mau ke mana Kau?” Tanya Hyeri yang melihatku bersiap-siap untuk pergi.

“Aku harus menemui Kyuhyun,” jawabku, sambil menyampirkan tas ke bahuku.

“Perlu ku antar? kau tidak membawa mobil kan?” tanyanya lagi.

“Tidak perlu Hyeri-ya, aku bisa naik taksi. Annyeong.” Aku mencium pipi Hyeri, lalu pergi.

*****

3 p.m at Kona Bean Caffe

Still Hyun Young POV
Dasar menyebalkan, dia bilang ‘aku tunggu’ tapi kenapa jadi aku yang menunggunya begini? Mana telponku tidak diangkat. 45 menit sudah aku menunggunya. Aku tidak percaya jika dia terkenal sebagai atasan yang disiplin di kantornya-menurut appa- tapi dia bahkan telat untuk datang menemuiku.

Kling-kling-kling’ bel pintu café berbunyi menandakan ada tamu yang datang, aku menolehkan arah pandangku ke pintu. Ternyata Cho Kyuhyun datang, ia melihat ke arahku, dan apa aku tidak salah lihat, dia tersenyum? benar-benar hal langka, karena beberapa kali kami bertemu dalam satu minggu terakhir ini, dia selalu memasang wajah tanpa ekspresi saat bertemu denganku.

Tapi tunggu dulu, seorang gadis cantik, yang wajahnya agak familier berjalan dibelakangnya. Dan aku melihat bahwa Kyuhyun menggandeng gadis itu? aku jadi ingat perkataan Kyuhyun di telpon tadi,

‘Aku akan mengenalkanmu pada seseorang’ dia kah yang ingin dia kenalkan padaku?

Annyeong,” sapanya lalu menarik kursi untuk duduk sang gadis, aku yakin dia pasti cukup istimewa, mengingat Kyuhyun bukanlah tipe pria dengan sikap manis. Lalu ia sendiri menarik kursi di sebelah sang gadis, yang aku yakin pernah melihatnya, tapi entah di mana.

“Sudah lama menungguku?” Tanya Kyuhyun yang kini duduk berhadapan denganku.

“Lumayan, hingga tadi aku berfikir untuk pergi jika lima menit lagi kau tidak datang,” ucapku sinis.

Mianhae, aku harus menjemput Hyojin di lokasi pemotretan.” jawabnya. Tumben sekali dia bersikap baik, atau jangan-jangan karena ada gadis yang dia panggil Hyojin tadi?

Aku mengangguk-angguk,
“Katanya kau ingin mengenalkanku dengan seseorang?” tanyaku. aku lelah dan ingin segera pulang.

Ah igeo, Kang Hyojin. Naeui yeojaneun,” jawabnya.

Apa? ‘Naeui Yeoja? dia punya kekasih? Oh, How GREAT! entah mengapa aku jadi kesal. Tapi aku tetap memasang wajah tanpa ekspresiku.

Annyeonghaseyo, Kang Hyojin imnida.” Gadis bernama Hyojin tersebut mengulurkan tangannya padaku.

Aku tersenyum lalu membalas uluran tangannya “Shin Hyun Young imnida, bangaweoyo.”

“Jadi, kau yeojachingu Cho Kyuhyun? Sepertinya wajahmu familier, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” lanjutku.

“hahaha,” aku menoleh kearah Kyuhyun yang tertawa lepas, baru kali ini aku melihatnya seperti itu.

“Kau tidak mengenalnya Young?” aku menggeleng menjawab pertanyaannya.

Hyojin adalah salah satu super model di Korea. Dia juga model dari brand baju milik ibumu,” jelas Kyuhyun dengan penuh semangat, sepertinya dia senang sekali. Senyum itu tidak pernah pudar dari wajahnya.

“Aku tidak tau, maaf,” ucapku cuek sambil mengedikkan kedua bahuku.
Kulihat senyum memudar dari wajah Kyuhyun ketika melihat  tanggapanku tentang gadisnya.

“Ada beberapa hal yang harus kita diskusikan,” ucap Kyuhyun, mulai serius.

“Katakan saja, aku akan mendengarkannya,” kataku. Dan pada akhirnya aku benar-benar hanya menjadi pendengar, mendengar kisah cinta mereka yang disembunyikan, baik itu dari keluarga Kyuhyun, karena memang ternyata sudah sejak lama ia dijodohkan denganku-yang aku baru mengetahuinya sekarang-, dan dari publik, karena memang begitulah publik figure di Korea yang tidak boleh terlibat skandal percintaan.

Aku tidak tau, aku ini bodoh atau terlampau baik, dengan menyetujui suatu perjanjian yang menurutku sedikit absurd.Okey, kami memang akan menikah tanpa cinta. Tapi apakah etis jika membiarkan suamimu kelak tetap berpacaran dengan kekasihnya. Baiklah, untuk yang satu ini aku memang bodoh, melukai harga diriku sendiri sebagai seorang perempuan.

Tapi setelah dipikir-pikir aku juga tidak tega meminta mereka berpisah, meski hanya sementara, sampai aku dan Kyuhyun bercerai nanti. Ya Tuhan, semoga Kau bersedia memaafkanku yang memiliki niat burut dalam pernikahan kelak.

“Kalian berdua tidak perlu khawatir,” aku melirik arloji di pergelangan tangan kiriku.

“Aku harus pulang. Nanti malam aku harus ke Seoul Centre Hospital,” aku langsung beranjak pergi. Entah mengapa ada sesuatu yang terasa aneh di dadaku.

“Young!!” panggil Kyuhyun, aku hanya melambaikan tanganku tanpa melihat kearah mereka. Aku sedang terburu-buru, karena satu jam lagi aku ada janji dengan dokter yang menjadi pembimbingku selama menjalani koas nanti di SCH.

*****

Sunday Morning. The Day
KyuYoung’s Wedding
Kantung mataku begitu jelas terlihat, karena kemarin, H-1 pernikahanku, aku langsung memutuskan untuk memulai hari pertama koasku. Dan aku mendapat tugas untuk berjaga di unit emergency. Entah bagaimana di hari pertama aku menjalani koas, ada kecelakaan cukup besar yang membuat unit emergency SCH menjadi kualahan karena banyaknya pasien. Dan hal tersebut membuatku tertahan lebih lama di sana. Seharusnya jatah jagaku hanya sampai jam 7 malam. Tapi pasien terus berdatangan. Tanganku sampai mati rasa, karena harus membantu Ahn uisanim (dokter pembimbingku) untuk menghacting pasien. Alhasil aku baru bisa pulang subuh tadi, itu pun karena appa menjemputku.

“Aigoo Youngie-ya, kenapa matamu?” Jerit Ahra eonni yang baru datang menemuiku di ruang rias.

“Semalam aku tidak tidur eonni-ya,” jawabku. Kepalaku agak pening, kuharap aku tidak akan pingsan saat di altar nanti.

Omona, begitu nervousnyakah dirimu sampai tidak bisa tidur?” ejek Ahra eonni dengan maksud untuk menggodaku.

Aku hanya mendengus mendengar ejekannya itu “Nervous? tidak Eonni. Aku sudah mulai menjalankan koasku di SCH kemarin. Dan sepertinya aku langsung mendapat begitu banyak pasien di unit emergency. Subuh tadi aku baru pulang.”

Aigoo, bagaimana bisa kau sudah mulai koas? Yak, kau kan akan menikah bagaimana bisa kau dan Kyuhyun pergi berbulan madu jika kau sedang koas?” Ahra eonni melotot ke arahku.

“Bagaimana ya, aku kan sudah mendaftar koas terlebih dulu jauh sebelum mengetahui waktu pernikahanku,” aku mengedikkan bahuku.

“Baru satu hari kan? batalkan koasmu, dan pergilah berbulan madu. Aku yang akan membiayai semua akomodasinya. Anggap itu sebagai kado pernikahan dariku untuk kalian.” Ahra eonni dengan seenaknya menyuruhku berhenti koas.

Shireo Eonni. Aku tidak mau mengulangnya tahun depan. Honeymoon bisa dilakukan kapan saja. Eonni tidak usah berlebihan ne~~,” rayuku.

Neo, Jinjja, aish!” gemas Ahra eonni, aku hanya bisa nyengir melihat yeoja yang sebantar lagi akan menjadi kakak iparku ini.

Hi girls,” kepala Siwon oppa menyembul dari pintu. Ternyata dia adalah kekasih Ahra eonni. Aku baru tau tiga hari yang lalu. ckckck.

Hi Oppa,” jawab Ahra eonni riang. Siwon oppa kemudian melangkahkan kakinya masuk ke ruang riasku.

Wow, You look so……..beautiful Young-ah,” ucap Siwon oppa.

Thanks, Oppa. Kau juga terlihat tampan,” balasku.

Eo, tentu saja. Aku selalu tampan setiap saat.” Aigoo, ternyata namja yang satu ini benar-benar narsis. Dan kami bertiga tertawa.

“Ehemm,” kami langsung menoleh, ketika mendengar seseorang berdehem. Ternyata appaku.

“Sudah waktunya,” ucap beliau seraya berjalan ke arahku, diikuti oleh Saera eonni dan Hyeri yang memang hari ini kuminta untuk menjadi pendamping pengantin untukku.

“Ini buket bungamu.” Seara eonni mengulurkan bouquet bunga tulip berwarna peach ke arahku.

Aku menyambutnya seraya tersenyum “Gomawo Eonniya.”

Aigoo, Young-ah kau cantik sekali,” puji Hyeri. Ia juga tampil cantik dengan gaun selutut berwarna broken white sama seperti gaun yang dikenakan oleh Saera eonni.

“Wah, acara sudah mau dimulai. Aku ke ruang pernikahan dulu ya,” ucap Ahra eonni, ia menggapit lengan Siwon oppaKajja Oppa,” lanjutnya lalu pergi meninggalkan ruang rias ini.

“Kau sudah siap Youngie-ya?” Tanya appa seraya mengulurkan tangan beliau. Aku langsung meraihnya, dan appa membimbingku untuk berdiri dari kursi yang aku duduki.

Ne, Appa. Aku siap,” jawabku setelah tanganku berhasil menggapit lengan kiri appa.

“Ayo kita berangkat,” dan secara perlahan aku berjalan menuju ke ruang pemberkatan. Entah mengapa aku jadi merasa, gugup?

Kueratkan pegangan tanganku di lengan appa ketika kami telah sampai di depan pintu ruang pernikahan.

“Jangan gugup, arra?” pinta appa, beliau tersenyum lembut ke arahku. Sepertinya ia tau bahwa aku sedikit gugup. Dan aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Perlahan-lahan, pintu dibuka. Hal pertama yang aku lihat adalah seorang namja dengan tuxedo hitam, menoleh ke arahku dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat melihatku begitu pintu dibuka tadi. Dan entah mengapa pula aku merasakan ada yang aneh dalam perasaanku ketika tatapan mata kami – aku dan Kyuhyun – bertemu.

Aku semakin mengeratkan pegangan tanganku di lengan appa ketika aku sudah mendekati ke arah dimana Kyuhyun berdiri menantiku.

Aku bisa melihat eomma duduk berdampingan dengan Ahra eonni di barisan palin depan kursi sisi kiri, sementara di sisi kanannya ada Cho eomma dan Cho appa. Tinggal beberapa langkah lagi aku sampai, dan aku semakin gugup.

Dan di sinilah aku, berada di depan altar. Kyuhyun membungkuk pada appa, lalu dia mengulurkan tangannya. Sesuai tradisi, appa melepaskan tanganku yang memegang lengan beliau, menggenggamnya. Aku bisa melihat wajah sendu appa, bukan beliau tidak bahagia, tapi ayolah, orang tua mana yang tidak akan terharu ketika melepas anak gadis satu-satunya untuk menikah?

Appa mencium keningku, tersenyum menenangkan, lalu beliau menyerahkan tanganku pada Kyuhyun, sebagai tanda bahwa purna tugas lah beliau dalam mendidik, menjaga dan merawatku sekaligus sebagai simbol bahwa beliau telah menyerahkan anak gadisnya untuk seorang pria yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.

“Aku percayakan putriku satu-satunya padamu Cho Kyuhyun, Appa yakin, kau akan sanggup menggantikan tugas Appa untuk menjaga, menyayangi, dan mengasihinya melebihi apa yang telah Appa lakukan. Mulai detik ini, Hyun Young menjadi tanggung jawabmu,” ucap appa ketika beliau memindahkan tanganku ke tangan Kyuhyun.

Ye, Abeonim,” jawab Kyuhyun. Aku begitu takjub dengan keberaniannya menyanggupi permintaan appa, padahal pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Ya Tuhan, maafkan aku yang telah berani bermain-main dengan sumpah suci ini.

Setelah appa duduk di samping eomma, upacara pernikahanan pun dimulai. Kyuhyun dengan lancarnya mengucapkan janji suci bagiannya, sementara aku agak sedikit terbata.

Dan meskipun aku agak tidak lancar saat mnegucapkan sumpahku, tapi tetap saja sekarang statusku telah berubah. Ya, kini aku adalah seorang gadis yang sudah menikah. Istri dari seorang Cho Kyuhyun.

“Kalian telah resmi menjadi sepasang suami-istri, mempelai pria dipersilahkan untuk mencium mempelai perempuan.” Oh God! aku lupa untuk yang satu ini.

Perlahan Kyuhyun membuka kain tipis yang menutup kepalaku. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Ia menampakkan senyum yang menurutku mengerikan, tapi entah mengapa aku tidak bisa berkedip ketika memandang wajahnya yang semakin dekat dengan wajahku.

“Kau Istriku kan sekarang? jadi bersikaplah biasa saja, Cho Hyun Young,” ucapnya lirih. Aku yakin hanya aku manusia selain dia yang bisa mendengarnya, lalu Ia menyapukan permukaan bibirnya pada bibirku. Hanya sebatas kecupan, tapi cukup membuat kepalaku pusing mendadak.Kyuhyun melepaskan bibirnya dari bibirku, lalu mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berbisik

“Ekspresimu sungguh menggelikan Hyun Young-ssi,” lalu ia mengecup pipiku. Sementara aku langsung menatapnya sebal ketika ia sudah berdiri di posisi semula, dengan tatapan mengejek ke arahku. Sayang para tamu undangan pasti tidak akan mengerti arti tatapannya itu.

*****

Kakiku pegal, dan kepalaku sakit karena tatanan rambutku yang menyiksa ini. Aku berharap acara resepsi ini cepat selesai. Sedari tadi aku terus bergerak-gerak gelisah, sementara Kyuhyun dengan tenangnya berdiri di sampingku, menyalami setiap tamu dan kerabat yang datang mengucapkan selamat. Tentu saja dia bisa setenang itu, ia tidak menderita sepertiku yang mengenakan high heels setinggi 15 cm! Selama berjam-jam pula! catat itu!

“Kyuhyun-ah! Aish teganya kau mendahuluiku!” Seorang pria, yang aku tidak tahu siapa namanya, dengan lesung pipi di sudut bawah sebelah kanan bibirnya- datang menghampiri kami, lalu memeluk Kyuhyun.

“Salah sendiri kau tidak mau berkomitmen dengan satu gadis saja Hyung,” jawab Kyuhyun datar.

“Lalu kau sendiri?” pria itu melepaskan pelukannya pada Kyuhyun. lalu meninju ringan lengan Kyuhyun.

Sementara Kyuhyun hanya menatap pria yang ia panggil ‘Hyung’ itu dengan tatapan ‘ayolah jangan bahas itu’. sepertinya pria ini dekat dengan Kyuhyun.

Omo! Istrimu cantik sekali Kyuhyun-ah. Annyeonghaseyo, Choneun Park Jungsoo imnida.” Pria yang ternyata bernama Park Jungsoo itu mengulurkan tangannya padaku. dan aku pun membalasnya.

“Shin Hyun Young, imnida,” ucapku sambil tersenyum

Kyeopta, panggil aku Jungsoo-Oppa, Ne? Aku akan selalu mendukungmu, adik ipar,” ucapnya padaku seraya tersenyum tulus, lalu merubahnya menjadi senyum penuh arti saat beralih pada Kyuhyun.

Setelah kepergian Jungsoo oppa, ternyata masih ada teman-teman Kyuhyun, dan mereka semua adalah pria muda sukses, karena memang sebagian besar dari mereka adalah putra para pebisnis di Korea Selatan, sama seperti Kyuhyun. Dan perlu kalian ketahui, mereka semua tampan, memiliki wajah bak para dewa Yunani.

Akhirnya acara resepsi selesai, aku langsung bergegas ke ruang istirahat, sekaligus membersihkan make up dan melepas tatanan rambutku.

Aku duduk di depan meja rias, dengan seorang penata rias yang membantuku melepas tatanan rambutku. Aku bisa melihat Kyuhyun yang duduk di sofa belakangku dari kaca meja rias, wajahnya begitu terlihat gembira dengan benda putih di tangannya. Kalau itu tidak salah itu PSP kan? Aku mengerutkan keningku, seorang eksekutif muda sepertinya menyukai game?? entahlah.

Krek, suara pintu dibuka, refleks aku langsung menoleh ke arah pintu, dan melihat Ahra eonni menghampiriku dengan wajah yang tampak kesal.

“Bagaimana mungkin kalian menolak hadiah dariku?” sungutnya begitu ia sampai di belakangku.

“Kalian tahu betapa susahnya aku menyiapkan hadiah itu? membuat reservasi di Maldives itu bukan perkara gampang. Dan dengan seenaknya kalian menolaknya begitu saja!” belum sempat aku menjawab Ahra eonni sidah melanjutkannya. Aigoo, ternyata kakak iparku ini mengerikan jika sedang marah. Dia marah karena aku dan Kyuhyun menolak hadiahnya, yang berupa paket honeymoon ke Maldives selama 1 minggu.

Tatanan rambutku sudah dilepas, menyisakan rambutku yang kini bergelombang akibat kepangan tadi. karena sudah selesai, aku meminta eonni penata rias untuk meninggalkan ruangan ini

Eon…..,” belum selesai aku bicara Ahra eonni sudah mengeluarkan kekesalannya lagi, kali ini sang adik yang jadi sasaran.

Yak, Neo, Cho Kyuhyun! Berhenti bermain PSP!” Dengan gerakan yang sangat cepat Ahra eonni berhasil merebut PSP putih di tangan Kyuhyun yang otomatis membuat Kyuhyun yang dari tadi tampat tidak peduli dengan keributan yang sedang terjadi langsung bereaksi.

Aish Noona! Aku sudah ada di level akhir!” Teriak Kyuhyun, yang jujur saja seperti seorang anak kecil yang mainannya direbut sang eomma, sontak membuatku tersenyum. Ternyata di balik sikap dingin dan angkuhnya ia bisa berlaku layaknya seorang anak kecil, dan itu karena sebuah PSP, sulit dipercaya!

“Aku akan menyita PSPmu ini untuk sementara waktu. Jangan coba-coba untuk mengambilnya. Karena aku benar-benar marah sekarang,” ucap Ahra eonni sambil berkacak pinggang.

“Aku bisa membelinya lagi Noona-ya,” jawab Kyuhyun datar.

“Dan untukmu Yoingie-ya.” Ahra eonni berbalik menghadapku “Kau harus menemaniku berbelanja dalam minggu ini,” lanjutnya.

“Tapi eonni, aku benar-benar sibuk.” Tolakku, karena aku memang sedang sibuk dengan jadwal koasku.

“Tidak ada penolakan, Appa akan mengurus jadwal koasmu,” ucapnya tidak peduli yang membuatku terpaksa mengangguk menuruti perintahnya.

Joha! Sudah lama aku ingin belanja dengan adik perempuan,” ucapnya senang.

“Oh satu lagi, karena kalian menolak paket honeymoon yang aku berikan, sebagai gantinya, aku sudah menyiapkan kamar president suit untuk kalian di hotel ini.”

“Tap…..” aku ingin menyanggah tapi dengan sigap Ahra eonni mengangkat jari telunjuknya lalu menggoyang—goyangkannya, pertanda ia tidak menerima penolakan.

“Kalian harus menurut. Ini kunci kamarnya.” Ia melempar kunci yang ia maksud ke arah Kyuhyun.

“Selamat bersenang-senang, buatkan aku keponakan yang lucu ne?” ucap Ahra eonni dengan aegyeonya. Sementara aku hanya bisa menganga mendengar ucapan kakak iparku ini. Membuatkan keponakan? itu artinya…… OMO!!

“Itu masalah gampang Noona, tanpa diminta pun, aku pasti akan memberikan keponakan yang manis untukmu,” jawaban Kyuhyun datar tapi cukup membuatku shock, pria ini. Jinjja!

Jinjjayo???? Aaaaaah selamat berusaha, Hwaiting!!” dengan senyum ceria, Ahra eonni menyemangati kami, lalu ia berbalik meninggalkan ruangan ini sambil bersenandung riang.

*****

Ah bencana macam apa lagi ini? Ahra eonni benar-benar gadis yang mengerikan. Dia hanya memberiku sepotong gaun tidur, ah ani tapi sepotong lingerie yang sangat mengerikan

“Adik Ipar, bersenang-senanglah.
Ah, aku sudah menyiapkan gaun tidur special untukmu.
Dan untuk pakaian besok, kau jangan khawatir
Pelayan akan mengantarkannya besok pagi.
Have Fun ^^”

Aku melemparkan ponselku kesal setelah membaca pesan dari Ahra eonni. Ish, benar-benar menyebalkan.
Aku hanya bisa duduk termenung di pinggir tempat tidur, masih mengenakan gaun pengantin. Mulai saat ini sepertinya hidupku tidak akan semudah dulu.

-T B C-