Selasa, April 27, 2010

Miss Dinar

-
Hari ini saia bener-bener lagi sebel!!, sebel sesebel-sebelnya.
Sampai rasanya pengen ngunyah-ngunyah orang.
Liat aja nanti, kalo dia sampe ga bales emailku lagi. Aku bakal pergi dari hidupnya buat selama-lamanya
Titik
-
Beberapa hari ini Dinar memang lagi uring-uringan.
Kemarin saja, adiknya- Bintang- jadi sasaran kemarahannya seharian.
Dan hari ini, giliran laptopnya yang dapat giliran.
Puluhan kali Dinar membuka dan menutupnya, belum lagi ketika dia menekan tut-tut keyboardnya tanpa perasaan.
Seakan tidak cukup sampai disitu, beberapa hari belakangan ini wajah cantiknya menjadi semakin kusut karena keseringan manyun.
Akibatnya, teman-temannya (vita, desy, dan lily) jadi kerepotan karena harus terus menjaga mood Dinar agar tetap bagus.
Mereka bahkan telah menetapkan satu kata yang 'tabu' jika diucapkan sampai terdengar telinga Dinar yang lagi sensitif bila mendengar kata 'tabu' tersebut:
ASTA,
ya Asta, kata- lebih tepatnya sebuah nama- yang bila disebut di dekat telinga Dinar, pasti akan langsung memicu sisi liarnya, menjadi marah dan tak terkendali.
Julian Prasta Aquiro, cowok blesteran jawa-spanyol, yang bukan lain adalah cowok Dinar-sejak SMA kelas 1 sampai sekarang Dinar kuliah semester 4- yang lebih memilih menjalani hubungan long distance dengan Dinar karena harus mengikuti keluarganya yang kembali ke Barcelona.
Sudah hampir dua tahun mereka menjalani hubungan jarak jauh, awalnya semua masih terasa sama, tapi akhir-akhir ini Dinar jadi bete karena tak satupun email yang dikirimnya sebulan belakangan mendapat respon dari sang pujaan hati. Akibatnya, dia jadi sering uring-uringan. Mau telpon ga bisa, mahal.

Pagi ini, masih dengan tampang kusut Dinar berangkat ke kampus. Mengendarai motor matiknya, menembus jalanan kota yang rame bukan main dengan segala jenis kendaraan.
Sesampainya di kampus, Dinar langsung mencari lokasi ternyaman.
Di bawah sebuah pohon yang berada di depan fakultasnya, fakultas sastra.
Dia membuka laptopnya, dan mengecek email (tetep ya......... ",)
Ketika sedang asyik mengutak-atik laptopnya, Lily-sahabatnya yang berkaca mata- datang dan mengagetkannya.
"Woiiii!" teriak Lily dari belakang Dinar.
"Eh aduh!!!!" teriak Dinar saking kagetnya.
"Sialan loe! Masih pagi udah bikin orang jantungan aja!" sambung Dinar.
"Ah segitunya, ga apa-apa lagi! Buktinya loe masih sehat dan ngecek email dari........." Lily tidak melanjutkan kata-katanya ketika sadar ia hampir mengucapkan kata 'tabu' itu.
"Apaa?!!!" bentak Dinar sambil melotot.
"Nggak kok........." elak Lily sambil nyengir.
"Elo mau bilang apa tadi? Ngaku!" paksa Dinar, tapi kini ada nada sedikit menggoda.
"Ikh elo ya Din, bikin gue takut aja. Tapi,,,,,,, beneran nih gue boleh bilang.........."
"Apa? Lo mau bilang 'dari Asta' kan Lil?" potong Dinar
"Wah jadi nggak apa-apa ya? Tumben, ada apa neng?" tanya Lily yang heran melihat reaksi Dinar.
Dinar hanya menjawab dengan senyuman, dan mengarahkan laptopnya pada Lily.
Dan di sanalah, di inbox email Dinar, terdapat sebuah tulisan,
sebuah email:
-
Dear My Lovely Dinar,
Miss Dinarku, yang kelak akan menjadi Miss Asta Aquiro :)

I'm so sorry,
Lo siento mucho.
I can't respons your email.

My Dinar,
tenang, tarik napas, :)
aku masih di sini.
Aku tidak ingin kau pergi dari hidupku. Jangankan untuk selama-lamanya, untuk satu detik pun aku tidak akan mengizinkan.
Jadi, please jangan pernah berpikiran seperti itu lagi.

Maaf, sebulan ini aku benar-benar sibuk. Sekarang aku sudah mulai membantu Daddy di perusahaan beliau.
Kami sedang menangani big tander. Do'akan saja ya supaya kami berhasil dan aku bisa segera berlibur. Dan aku bisa ke Indonesia, to see you.
Sekarang tenang ya, aku pasti akan merespon email kamu. Tapi tidak setiap hari.
Oke, baik-baik ya kamu di sana.

Te quiero siempre
Love U Always
-Asta-
-
"Ouw, ouw, ouw jadi ini yang membuat Miss Dinar jadi full of happiness?" Lily mencicit.
"hehehe, ayo kita ke kelas" Dinar menarik lengan Lily.
"Yakin mau masuk nih, hari ini kuliah Mr. Barner loh" goda Lily
"Biar saja lah, mumpung hari ini moodku sedang baik. Tapi, mana Vita dan Desy?" tanya Dinar ketika menyadari dua sahabatnya yang lain tidak ada.
"Mereka sudah ke kelas terlebih dulu, tau kan untuk sekedar jaga-jaga" Lily nyengir kuda
"Benarkah? Apakah aku separah itu? Ouh, jahatnya aku" mimik muka Dinar dibuat semenyesal mungkin, tetapi gagal total.
Sedetik kemudian, mereka berdu'a pun tertawa, dan pergi meninggalkan taman.

Sabtu, April 03, 2010

Bersikap Egois

Hidup ini kata orang bisa dibuat sesimpel mungkin.
Tapi,,,,,
aku rasa tidak.........?

Seperti segala sesuatu yang membuat aku resah dan bingung.
Tentang perasaan yang kata orang bisa kita ingkari begitu saja.
Tapi, bagiku segala hal tidak bisa diingkari begitu saja semudah kita membalikkan telapak tangan.
Atau memang hanya aku yang selalu memperumit sesuatu?

Aku,
siapa sih aku?
Beraninya memiliki rasa ini!

Bukannya aku tidak bisa mensyukuri apa yang telah Allah berikan padaku.
Hanya saja, aku merasa salah dengan semua perasaan yang saat ini kumiliki.
Kenapa?
Jawabanya adalah, karena aku rasa, perasaan ini timbul pada tempat yang salah, di waktu yang salah, dan pada pihak yang salah :(

tapi, terkadang aku ingin bersikap egois, sangat-sangat egois.
Selama ini aku terus berusaha menjaga ego ini agar tetap terkendali.
Tapi, sekali lagi
Aku ingin bersikap egois!
Jadikan dia sebagai milikku, yang mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hati,
yang rela mengorbankan segalanya untukku, seperti cintanya Edward pada Bella.
Karena akupun begitu.

Jadikanlah "biasa"-nya aku ini sebagai sesuatu yang luar biasa dan menarik baginya.
Ini karena memang kami berbeda, sangat-sangat berbeda.
Aku yang sangat biasa, dan dia yang sangat luar biasa.


~para mi destino~